Popularitas Jokowi-Prabowo Makin Bersaing, Rupiah Dapat Tekanan

Jakarta -Nilai tukar rupiah masih mengalami tekanan. Dari dalam negeri, salah satu faktor yang menyebabkannya adalah ketidakpastian politik terkait persaingan menuju kursi presiden-wakil presiden yang semakin ketat.

Dikutip dari Reuters, hari ini dolar diperdagangkan Rp 11.800. Titik tertingginya adalah Rp 11.810, dan terendah Rp 11.790.

“Memang dari politik ada dampaknya ke rupiah. Tapi sepertinya tidak terlalu signifikan,” kata Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Sekuritas, ketika dihubungi detikFinance di Jakarta, Rabu (4/6/2014).

Saat ini, lanjut Lana, memang ada ketidakpastian soal elektabilitas Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Berbagai lembaga survei menyebutkan persaingan keduanya cukup ketat.

“Namun dari sejumlah survei, sebenarnya terlihat bahwa Pak Jokowi masih di atas. Jadi mestinya tidak perlu terlalu khawatir soal ketidakpastian politik,” ujar Lana.

Menurut Lana, faktor yang paling signifikan dalam pelemahan rupiah kali ini adalah tingginya kebutuhan valas di dalam negeri. Ada perusahaan yang membutuhkan valas untuk pembayaran dividen ke luar negeri maupun untuk keperluan impor sebagai persiapan Ramadan-Idul Fitri.

“Apalagi banyak yang butuh valas untuk pembayaran utang luar negeri yang jatuh tempo pertengahan tahun. Mereka berpikir daripada beli valas nanti sudah mahal lebih baik beli sekarang. Ini juga yang membuat rupiah semakin tertekan,” jelas Lana.Next

(hds/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*