PGN: Produksi Gas Bumi Masih Orientasi Ekspor

INILAHCOM, Bandung – PT PGN Tbk (PGAS) melaporkan produksi gas bumi nasional saat ini tidak sepenuhnya dialokasikan untuk dalam negeri. Dari total prdouksi sebanyak 48% dieskpor ke luar negeri.

“Untuk kebutuhan dalam negeri gas kita menggunakan 52 persen dari produksi,” ujar Sekretaris PGN, Heri Yusup dalam Workshop Wartawan Industri dengan tema ‘Membedah Harga Gas Bumi di Indonesia dan Peluang Optimasi Harga’ di Bandung Jawa Barat, Jumat (14/10/2016).

Menurut dia, pemenuhan energi domestik lebih didominasi dengan penggunaan minyak. Padahal, pemenuhan energi harusnya seimbang antara minyak dan gas bumi.

“Sebenarnya minyak dan gas bumi harus saling mensubtitusi satu sama lain. Di saat kita impor BBM, di sisi lain ekspor gas naik. Sementara saat impor BBM kita turun, ekspor gasnya juga harus turun untuk mensubtitusi kebutuhan energi,” katanya.

Kebijakan ekspor yang diusung pemerintah memang masih terkesan untuk mendorong penerimaan negara dari produksi gas. Namun, diakui, dengan infrastruktur yang ada saat ini ‎pemerintah akhirnya lebih memilih menjual hasil produksi gas ke luar negeri.
‎‎
“Selain itu, ada masalah di infrastruktur gas kita yang masih belum mencukupi. Gas bumi setelah diproduksi harus segera dimanfaatkan dan sudah ditentukan pembelinya. Karena kalau tidak, gas yang diproduksi itu jadi tidak ekonomi,” tegas Heri.

PGN sendiri saat ini sudah memiliki inftastruktur pipa gas yang dibangun dan dioperasikan sepanjang lebih dari 7.200 kilometer (km). Hingga 2019, PGN akan kembali membangun pipa gas sepanjang 1.680 km.

“Penambahan infrastruktur gas ini dapat meningkatkan kemampuan pemanfaatan gas bumi sebanyak 1.902 juta kaki kubik per hari (MMSCFD. Pada 2015, PGN baru menyalurkan gas bumi mencapai 1.591 juta MMSCFD. Dari penyaluran gas bumi PGN kepada pelanggan tersebut menciptakan penghematan bagi negara sebanyak Rp88,03 triliun per tahun,” tutur Heri. [hid]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*