Perusahaan Migas Milik Bakrie Alokasikan "Capex" US$ 150 Juta

Jakarta – PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), perusahaan migas milik keluarga Bakrie, menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 150 juta tahun depan. Nilai tersebut turun 24,6% dibandingkan tahun ini yang mencapai US$ 187 juta.

Chief Commercial Officer Energi Mega Didit A Ratam mengatakan, penurunan capex dipicu oleh harga minyak dunia yang diperkirakan belum bertumbuh. Dengan demikian, perseroan berencana untuk lebih banyak mengembangkan produksi gas, ketimbang minyak.

“Ada sejumlah blok yang tidak membutuhkan capex yang besar lagi, seperti Blok Kangean PSC. Kecuali ada eksplorasi di beberapa sumur. Mungkin kita hanya akan menghabiskan US$ 30-40 juta di Blok Kangean,” kata Didit di Jakarta, baru-baru ini.

Didit menegaskan, selain Blok Kangean, perseroan akan lebih intensif mengembangkan Blok Bentu PSC di Riau. Blok tersebut telah memperoleh persetujuan plan of further development dari SKK Migas untuk pengembangan lapangan gas Seng dan Segat.

Sesuai rencana, pengembangan Blok Bentu tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi blok tersebut lebih dari 50 juta kaki kubik gas per hari. Produksi akan dimulai pada 2017.

“Saat ini, Blok Bentu menyalurkan 56 juta kaki kubik gas per hari. Lalu kami mendapatkan izin mengembangkan 57 juta kaki kubik tambahan,” jelas Didit.

Adapun produksi gas tersebut saat ini dijual kepada PLN Pekan Baru (US$5,5 per mmbtu), Riau Andalan Pulp & Paper (US$ 5,2 per mmbtu) dan Perusda Pelalawan (US$ 4,7 mmbtu).

Sementara itu, Energi Mega juga telah mendapatkan perpanjangan kontrak kerja sama untuk mengelola blok migas Gebang, Sumatera Utara, untuk 20 tahun ke depan pada 16 November 2015.

Dalam perpanjangan kontrak tersebut, Energi Mega, memiliki 100% hak partisipasi di blok Gebang. Sebelumnya, blok Gebang dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi dan EMP melalui Joint Operating Body (JOB).

Energi Mega berencana untuk segera mengembangkan dua lapangan gas di dalam blok tersebut. Lapangan Anggor telah mendapatkan persetujuan plan of development (rencana pengembangan) dari pemerintah. Sedangkan lapangan Secanggang telah di uji positif untuk dapat mengalirkan gas.

“ Lapangan gas ini mempunyai potensi yang cukup baik, dari sisi lokasi, kami dapat menyalurkan gas ke wilayah terdekat Sumatera Utara, seperti Media,” terang Didit.

Didit memperkirakan, produksi minyak tahun ini diperkirakan mencapai 54.ribu barel ekuivalen minyak per hari (boepd). Hanya minyak diperkirakan masih bertengger di bawah US$ 50 per barel sampai akhir tahun. Sementara itu, target produksi tesebut pun diperkirakan sama pada tahun depan.

“Produksi paling banyak akan dari lapangan Kangean sekitar 25 ribu boepd. Sisanya, ada yang dari blok Offshore North West Java (ONWJ) ,” jelas dia.

Energi Mega mencatatkan pendapatan hingga kuartal III-2015 sebesar US$ 465,1 juta, lebih rendah dari raihan periode sama tahun lalu sebesar US$ 603 juta. Energi Mega juga mencatatkan EBITDAsebesar US$ 236 juta hingga September 2015.

Investor Daily

Farid Nurfaizi/MHD

Investor Daily


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*