Pertumbuhan Ekonomi Q3 Singapura Menyusut; Proyeksi Pertumbuhan dan Ekspor Dipangkas

Pemerintah Singapura memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi dan ekspor untuk 2016 setelah ekonomi kontraksi pada kuartal ketiga, memperkuat risiko resesi di tengah ketidakpastian baru di sekitar perdagangan global di bawah Presiden AS terpilih Donald Trump.

Ekspor di negara ekonomi yang bergantung perdagangan Asia ini telah hancur pada tahun lalu karena permintaan eksternal sangat lemah, dengan produsen Singapura salah satu yang paling terpukul karena pertumbuhan di daerah Tiongkok merosot.

Ekonomi negara yaang bergantung dengan perdagangan ini diperkirakan tumbuh 1,0-1,5 persen tahun ini, dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya 1,0-2,0 persen, Departemen Perdagangan dan Industri mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (24/11).

Ekonomi menyusut 2,0 persen pada periode Juli-September dari tiga bulan sebelumnya pada basis tahunan dan musiman disesuaikan, kata kementerian itu, lebih baik dari estimasi awal pemerintah pada 14 Oktober dari kontraksi 4,1 persen.

Tekanan eksternal dan domestik telah meningkatkan risiko resesi di Singapura, dan tingginya kemungkinan stimulus fiskal atau moneter dalam jangka dekat, kata para analis. Bank sentral mempertahankan kebijakan berbasis nilai tukar tidak berubah di pertemuan bulan Oktober, meskipun beberapa analis mengatakan prospek pertumbuhan memburuk bisa memaksa untuk melonggarkan lagi di review berikutnya di April 2017.

Semakin tinggi imbal hasil AS dan dolar yang lebih kuat terlihat setelah pemilu AS bisa mengalihkan arus modal dari Asia dan menyebabkan suku bunga domestik yang lebih tinggi dan kondisi keuangan ketat di Singapura.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*