Pertamina Simpan Keuntungan Jual BBM untuk Stabilisasi Harga

Manado -Per 1 April 2016, PT Pertamina (Persero) memastikan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan solar. Akan tetapi, harga baru tersebut nantinya sedikit berada di atas harga keekonomian.

Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang menuturkan, langkah itu bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kenaikan harga minyak dunia dalam beberapa bulan ke depan.

“Kemarin harga minyak dunia berkisar US$ 30 per barel, sekarang US$ 41 per barel. Kalau naik terus, bisa jadi tiga bulan kemudian harga BBM juga ikut naik. Jadi sekarang turun, tapi nggak terlalu jauh,” ungkap Bambang di Manado, Sulawesi Utara, Minggu (27/3/2016).

Menurut Bambang, tiga bulan kemudian, masyarakat akan dihadapkan dengan inflasi yang cukup tinggi. Mengingat adanya kegiatan lebaran Idul Fitri dan tahun ajaran baru serta masa libur panjang.

“Kalau posisi seperti itu, mau naik nggak BBM? Nggak kan. Makanya sekarang sedikit ditahan. Karena bagi masyarakat itu yang penting adalah harga itu stabil. Selama ini juga kalau BBM turun, harga barang lainnya juga nggak turun dan masyarakat tidak menerima manfaatnya,” imbuhnya.

Sejak anjloknya harga minyak pada awal tahun, Pertamina menerima keuntungan dari penjualan BBM. Keuntungan ini akan disimpan untuk menahan kenaikan harga BBM, agar tidak membebankan masyarakat.

“Kita kan sudah ada selisih dari penjualan sebelumnya, nanti itu dipakai buat nutupin kalau misalnya harga minyak dunia naik. Kita akan buat transparan pada setiap laporan keuangan. Kalau sampai akhir tahun untung, kita akan kembalikan ke negara bisa lewat dividen atau lainnya,” kata dia.

(mkl/drk)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*