Meski dominasi dollar AS terhadap rival karensi utama lainnya masih kuat ,semisal versus euro, swissie, yen, dan aussie, namun kemarin dollar mendapat perlawanan ketat oleh mata uang Inggris, setelah menyeruak kabar bahwa berdasarkan jajak pendapat terakhir, Skotlandia kemungkinan akan tetap menjadi bagian dari Inggris Raya.
Sentiment positive tersebut sontak menggiring the cable untuk sejenak beranjak dari level terendah dalam 10 bulan terakhir, 1.6051 dan saat ini terus merayap melampaui level 1.6230. Secara teknikal; tantangan GBPUSD untuk terus naik adalah level 1.6281 hingga 1.63000
Di sisi lain, aussie agak terdongkrak penampilannya oleh rilisan data AUD Employment Change yang melonjak pada jumlah 121.0 K dari -4.1K. Data tersebut juga melibas sajian estimasi dari para ekonom, yaitu 15.2K. Sementara laju tuna karya nasional, tercatat menurun menjadi 6.1% dari 6.4%, juga lebih baik dari ekspektasi para ekonom, yaitu 6.3%.
Namun, sentiment negative nampaknya masih kuat membelit jejak AUDUSD, menyusul pernyataan dari Bank Sentral Australia bahwa kelebihan nilai aussie akan mencederai ekonomi; hal tersebut kontradiksi dengan wacana yang berkembang di ranah forex market bahwa dengan menguatnya sinyal ekonomi Amerika Serikat belakangan ini, maka Fed kemungkinan akan mendongkrak suku bunga “sesegera dari yang diantisipasi sebelumnya”, wacana lain adalah Fed akan mendongkrak suku bunga pada medio 2015
Mata uang Jepang juga tertekan oleh the greenback dan dipaksa bersimpuh pada level terlemah sejak 2008, yaitu 107.02. Sementara swissie nampak tak berdaya versus dollar AS, menuju level terendah dalam satu tahun, yaitu 0.9396, setelah laporan dari Wall Street Journal menandaskan bahwa suku bunga negative masih menjadi opsi bagi Bank Sentral Swiss.
Pada jam 19.30 WIB malam ini, segenap trader dan investor pasar uang akan tersedot atensi pada data vital dari Washington, yaitu US Unemployment Claims dengan perkiraan naik tipis pada bilangan 306.000 dari sebelumnya, 302.000
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind