Pengusaha Jabar Sambut Renminbi Jadi Uang Global

INILAHCOM, Bandung – Penetapan mata uang Tiongkok, Renminbi yang ditetapkan menjadi mata uang global oleh International Monetary Fund (IMF) memberikan dampak positif bagi industri Jabar, kata Ketua Umum Apindo Jabar Deddy Wijaya di Bandung, Rabu (9/12/2015).

“Ini tentunya memberikan dampak baik bagi kita, pasalnya Indonesia memiliki hubungan ekonomi yang cukup baik dengan Tiongkok. Sehingga sistem pembayarannya bisa langsung menggunakan Renminbi,” kata Deddy.

Keputusan itu juga menjadikan Renminbi bisa digunakan untuk pembayaran luar negeri disamping mata uang lainnya yakni dolar AS, yen Jepang, Euro dan Poundsterling Inggris.

Menurut Deddy, keputusan IMF itu menggairahkan pengusaha-pengusaha Jabar, khususnya yang bergerak dalam bidang ekspor-impor. Terutama bagi mereka yang melakukan hubungan ekspor impor dengan negara tujuannya adalah Cina.

“Transaksi pun menjadi lebih mudah. Sebelum Reinminbi menjadi alat pembayaran internasional harus melalui pengonversian nilai. Yakni dari Renminbi ke Dolar AS. Selain merepotkan ada beban lain, yaitu biaya tambahan berupa selisih kurs dan fluktuasi Dolar AS,” katanya.

Kondisi itu membuat makin banyak pengusaha Jabar yang menggunakan renminbi saat bertransaksi dengan Tiongkok. Terlebih, Indonesia dan Cina bersepakat menjalin hubungan bilateral dengan Cina yang terkemas dalam Billateral Currency Swap Arrangement (BCSA). Bahkan, nilai BCSA naik menjadi 20 miliar Dolar AS. Sebelumnya, kata Dedy, nilainya 15 miliar Dolar AS.

Kerja sama BCSA, yang ternyata juga terjalin dengan Jepang, dengan nilai 100 miliar renminbi atau setara Rp175 triliun. Saat ini nilainya bertambah 20 miliar dolar AS.

“Kami akan melakukan pertemuan dengan sejumlah lembaga perbankan asal Tiongkok, termasuk lembaga sejenis dan pihak yang berkaitan lainnya. Termasuk juga sistem pembayaran dengan menggunakan mata yang itu,” kata Deddy Wijaya menambahkan. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*