Pengertian Position Sizing

Pengertian Position Sizing

Sederhananya, “position sizing” pada dasarnya adalah cara mengatur modal dalam melakukan transaksi. Ketika trading, Anda benar-benar harus memperhitungkan berapa lot yang harus dibuka tiap kali melakukan transaksi. Jika terlalu besar, maka resiko yang Anda hadapi akan menjadi terlalu besar pula. Sebaliknya jika terlalu kecil maka itu bisa berarti “menyia-nyiakan” potensi yang Anda miliki. Intinya, Anda perlu tahu besaran lot yang tepat ketika akan membuka posisi.

Position sizing erat kaitannya dengan manajemen resiko. Dalam konteks yang sederhana, Anda mungkin telah mengetahui bahwa resiko dalam trading forex bisa dibatasi dengan menetapkan batasan kerugian. Contoh, apabila menggunakan modal awal $10,000 Anda membatasi resiko sebesar 50%-nya, atau sama dengan $5,000 (disebut risk capital). Berarti, kerugian yang akan Anda tanggung (jika terjadi) tak akan lebih dari $5,000.

Position sizing ini akan membuat risk capital Anda menjadi lebih berdaya guna.

Pentingnya Menggunakan Position Sizing
Anda wajib mengerti sebelumnya, bahwa trader forex pada dasarnya adalah “risk manager”. Anda harus bisa “mengatur” potensi resiko yang ada. Position sizing adalah skill yang terpenting dalam manajemen modal dan bisa membantu Anda tetap berada di zona “aman dan nyaman” ketika trading.

Jadi, sebelum Anda benar-benar memulai trading dengan uang yang telah Anda kumpulkan dengan susah payah, sebaiknya pahami dulu teknik yang satu ini. Bahkan kalau bisa, Anda mampu melakukannya di luar kepala.

Cara Penggunaan Position Sizing
Position sizing sebenarnya relatif mudah untuk dipahami dan dijalankan. Ya, memang melibatkan sedikit matematika, tetapi masih berada di level dasar.

Ini ada contoh yang mudah-mudahan bisa mempermudah pemahaman. Saya akan memperlihatkan bagaimana cara menghitung besaran lot yang boleh dipergunakan berdasarkan modal dan batasan resiko yang telah ditetapkan.

Contoh :
A mempunyai dana sebesar USD 10,000 di akun trading dan telah menetapkan risk capital sebesar $5,000. Kemudian A telah menetapkan resiko sebesar 10% per transaksi dari risk capital. Itu artinya adalah sebesar $500/transaksi.

Setelah mengamati pasar, A memutuskan untuk trading di pair EUR/USD. Berdasarkan analisa teknikal yang dilakukannya, ia melihat bahwa batasan resikonya adalah sebesar 200 pips (1 pip = $1). Itu artinya secara teknikal batasan stop loss A adalah $200.

Pertanyaannya: berapa lot yang boleh dipergunakan oleh A untuk membuka posisi?

Mudah saja. A tinggal membagi resiko per transaksi dengan besaran stop loss yang telah diperoleh berdasarkan analisa tadi. Dalam contoh ini, resiko per transaksi adalah $500 dan batasan stop loss adalah $200. Dengan demikian, besaran lot maksimum yang boleh dibuka oleh A adalah:

Mudah kan? Dengan jumlah lot tersebut, A tidak akan mengalami kerugian yang melebihi “comfort level”-nya. Ia pun bisa mengoptimalkan modal yang ia miliki, namun tetap berada di zona aman.

 

 

Bagi Anda yang belum tahu, yang dimaksud dengan indirect currency pair adalah pasangan mata uang yang counter currency­-nya adalah selain USD. Contohnya adalah USD/JPY, USD/CHF dan USD/CAD.

Nilai per pip untuk pasangan mata uang tersebut pun bukanlah $1. Misalnya untuk USD/JPY: nilai per pip-nya adalah 100 JPY (untuk quote dengan 3 desimal). Nah, untuk bisa memasukkan nilai ini ke perhitungan seperti di atas, Anda perlu melakukan konversi ke dalam USD.

Kembali ke A. Misalnya dengan skema yang sama persis seperti contoh kasus di atas, ia melakukan transaksi Sell USD/JPY di harga 120.000. Ia menemukan bahwa secara teknikal stop loss ada di level 120.500, yaitu 500 pips.

Kita sudah tahu bahwa untuk USD/JPY, 1 pip = 100 JPY. Ini artinya besaran stop loss A kali ini adalah 50,000 JPY. Berapa USD-kah itu?

Ketika harga menyentuh level stop loss (120.500), maka 50,000 JPY akan senilai dengan kira-kira $414.94. Cara menghitungnya begini:

Dengan demikian, jumlah lot yang boleh dibuka oleh A untuk transaksi di USD/JPY adalah:

Perlu dicatat bahwa semua contoh perhitungan di atas belum mengakomodir biaya transaksi seperti komisi atau swap (jika ada).

The Bottom Line
Kebanyakan trader berpikir jika mereka sah-sah saja untuk “menggempur pasar” dengan lot-lot yang “besar-besar” ,tanpa menyadari bahwa yang mereka lalukan hanyalah pemborosan modal yang justru memperbesar resiko yang mereka hadapi.

Dengan pengetahuan tentang position sizing, diharapkan Anda akan bisa menempatkan modal dengan tepat dan efisien.

 

(Yn)

Speak Your Mind

*

*