Pemerintah segera bahas APBN-Perubahan

Pemerintah segera bahas APBN-Perubahan
Jakarta (ANTARA News) – Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pemerintah segera membahas pengajuan APBN-Perubahan kepada DPR RI, setelah asumsi nilai tukar rupiah dan lifting minyak dalam APBN 2014 berpotensi meleset.

“Nilai tukar dan lifting (migas) berpengaruh kepada penerimaan dan belanja subsidi, untuk itu pemerintah akan membahas kemungkinan APBN-Perubahan,” ujarnya dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Rabu.

Chatib menjelaskan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS rata-rata sepanjang tahun 2014 akan berada pada kisaran Rp11.500–Rp12.000 per dolar AS atau lebih tinggi dari asumsi yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp10.500 per dolar AS.

“Deviasi paling besar terjadi pada nilai tukar karena asumsi kita Rp10.500, dengan kondisi seperti itu maka akan berpengaruh ke postur APBN kita,” ujarnya.

Sedangkan, lanjut Chatib, lifting minyak rata-rata hanya berada pada kisaran 800 ribu–830 ribu barel per hari sepanjang tahun 2014, atau lebih rendah dari asumsi 870 ribu barel.

Lifting gas juga diperkirakan hanya berada pada kisaran 1.200 ribu–1.225 ribu barel per hari setara minyak, dibandingkan asumsi dalam APBN sebesar 1.240 ribu barel per hari setara minyak.

“Lifting ini akan berpengaruh ke defisit (anggaran), karena (realisasi) lifting yang menurun dibandingkan asumsi akan mempengaruhi penerimaan negara dari sektor minyak dan gas,” kata Chatib.

Menurut dia, target lifting minyak tahun ini tidak tercapai karena kendala operasional dan administrasi dari SKK migas serta adanya kecenderungan penurunan produksi minyak secara bertahap setiap tahunnya.

“Setelah 2015, lifting minyak diprediksi akan terus menurun. Untuk itu perlu adanya investasi, atau produksi akan terus mengalami penurunan dan pada 2020 kita akan menjadi permanen net imported oil,” kata Chatib.

Namun, asumsi makro lainnya masih dalam perkiraan pemerintah sepanjang tahun, yaitu pertumbuhan ekonomi 5,8 persen–6,0 persen, inflasi 5,4 persen–5,7 persen, suku bunga SPN 3 bulan 5,5 persen–6,0 persen dan harga ICP minyak 103 dolar AS–105 dolar AS per barel.

Dalam APBN 2014, asumsi makro untuk pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 6,0 persen, inflasi 5,5 persen, suku bunga SPN 3 bulan 5,5 persen dan harga ICP minyak 105 dolar AS per barel. (*)


Sumber: http://www.antaranews.com/rss/ekonomi-moneter

Speak Your Mind

*

*