Pemerintah Patok Dolar Rp 12.200, DPR Ramal Dolar Lebih Kuat Rp 12.500

Jakarta -Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada level Rp 12.200. Namun Komisi XI DPR RI menilai rupiah akan lebih buruk dari hal tersebut.

Perwakilan Fraksi PKS, Ecky Awal Muharam mengatakan kurs dolar diperkirakan mencapai rata-rata Rp 12.500 selama 2015. Proyeksi DPR, sesuai dengan rentang yang diperkirakan Bank Indonesia (BI) yaitu di kisaran Rp 12.200-12.800.

“Rupiah terhadap dolar AS diasumsikan Rp 12.500,” kata Ecky dalam rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/1/2015)

Pandangan yang sama juga disampaikan oleh perwakilan Fraksi PPP, Amir Uskara mengatakan realisasi kurs rupiah pada awal Januari sudah mencapai rata-rata di atas level Rp 12.200.

“Maka dari itu kita tawarkan 12.200-12.500,” sebut Amir.

Sementara itu, perwakilan Fraksi PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno mengatakan kurs rupiah tetap pada asumsi yang disampaikan oleh pemerintah. Alasannya karena sudah sesuai dengan gambaran perekonomian yang ada.

“Saya masih sama dengan pilihan pemerintah, meskipun ada risiko dari ekonomi global. Terutama normalisasi ekonomi AS,” terang Hendrawan.

Seperti diketahui, dalam RAPBN-P 2015, pemerintah mengusulkan perubahan asumsi makro sebagai berikut:

  • Pertumbuhan ekonomi 5,8%.
  • Inflasi 5%.
  • Nilai tukar Rp 12.200/US$.
  • Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 6,2%
  • Harga minyak Indonesia (ICP) US$ 70/barel.
  • Lifting minyak 849.000 barel/hari.
  • Lifting gas 1,12 juta barel setara minyak/hari.

(mkl/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*