Pelemahan Rupiah Tekan Pasar Obligasi

INILAHCOM, Jakarta – Masih melemahnya laju nilai tukar rupiah memberikan tekanan negatif pada laju pasar obligasi yang kembali mengalami pelemahan meski tipis.

“Pelaku pasar memanfaatkan penguatan sebelumnya untuk kembali profit taking,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM, di Jakarta, Jumat (20/11/2015).

Apalagi, lanjut dia, obligasi juga terpengaruh oleh pergerakan obligasi global yang berbalik melemah seiring responsterhadap peluang kenaikan Fed rate di bulan depan.”Meski harga obligasi melemah, tidak terlalu signifikan sehingga tidak membuat laju yield obligasi berbalik menguat sepenuhnya,” ujarnya.

Pada obligasi pemerintah, laju yield dari tenor menengah masih tercatat mengalami penurunanlebih besar dibandingkan tenor lainnya. Pergerakanyielduntuk masing-masing tenor rata-rata ialahuntuk pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami menurun yield -0,89 bps;tenor menengah (5-7 tahun) turun sebesar -1,59bps; dan panjang (8-30 tahun) turun-0,55 bps.

Pada FR0070 yang memiliki waktu jatuh tempo 9tahun dengan harga 98,73% memilikiyield8,59%atau naik5,84 bps dari sehari sebelumnya di harga 98,86% memilikiyield8,57%. Untuk FR0071 yang memiliki waktu jatuh tempo 14 tahundengan harga 101,88% dan yield 8,76%atau naik 1,14 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,97% dan yield 8,74%.

Sementara pada laju obligasi korporasi, laju yield kembali mengalami kenaikan tipis seiring melemahnya sejumlah harga. Aksi jual lebih dominan pada obligasi korporasi dengan rating AAA untuk tenor 9-10 tahun. Yield-nyanaik tipis menjadi 10,44%-10,45%.

Untuk yield pada rating AA dengan tenor 9-10 tahun naik di kisaran 10,65%-10,70% dan pada rating BBBmasih stagnan di kisaran 14,55%-14,58%. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*