Pelemahan Rupiah Berlanjut ke Rp13.553

INILAHCOM, Jakarta – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (29/11/2016) sore bergerak melanjutkan pelemahan sebesar 35 poin menjadi Rp13.553, dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.518 per dolar AS.

“Mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS di tengah penantian data ekonomi domestik pada awal Desember nanti,” kata Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Selasa (29/11/2016).

Ia menambahkan bahwa potensi inflasi November 2016 yang meningkat menjadi salah satu faktor yang membuat laju mata uang domestik tertahan. Meski inflasi meningkat, namun diproyeksikan masih relatif terjaga.

Di sisi lain, lanjut dia, perkembangan mengenai kebijakan The Fed mengenai kenaikan suku bunga di Amerika Serikat turut mempengaruhi psikologis pelaku pasar uang di aset berisiko.

Selain itu, ia menambahkan bahwa pelaku pasar uang juga masih dibayangi ketidakpastian dari kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dalam mendorong perekonomiannya.

“Rentetan-rentetan sentimen itu masih menjadi beban bagi mata uang rupiah,” katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa sentimen mengenai laju perekonomian Amerika Serikat yang tumbuh mendorong pelaku pasar mengakumulasi aset berdominasi dolar AS.

“Laju pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat yang positif dapat menguatkan peluang kenaikan suku bunga pada bulan Desember tahun ini, dan berpotensi melanjutkan ‘rally’ penguatan dolar AS,” katanya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.549 dibandingkan Senin (28/11) Rp13.467. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*