Pelemahan IHSG Berlanjut, 6 Saham Disodorkan

INILAHCOM, Jakarta – Laju IHSG Selasa (16/12/2014) diperkirakan cenderung tertekan apabila dana asing masih keluar dari pasar dalam kisaran 5.070-5.125.

David Sutyanto, analis First Asia Capital mengatakan, perdagangan saham awal pekan kemarin ditandai keluarnya dana asing (hot money) seiring memburuknya kondisi pasar saham global. “Terutama, akibat anjloknya harga minyak mentah dunia dan penarikan dana global dari emerging market mengantisipasi kenaikan tingkat bunga The Fed pada paruh pertama tahun depan,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Penjualan bersih asing kemarin, lanjut dia, mencapai Rp828,07 miliar. Sepanjang Desember hingga kemarin dana asing keluar hingga Rp3 triliun atau US$240 juta dari pasar saham. IHSG kemarin koreksi 1%, terbesar sejak 13 Oktober 2014, tutup di 5.108,432.

Di pasar obligasi, pemodal asing menarik dana hingga Rp10 triliun (US$795 juta) sepanjang Desember hingga akhir pekan lalu. Ini membuat yield obligasi negara tenor 10 tahun melonjak 23 bp menjadi 8,45% tertinggi sejak 8 Oktober 2014. Yield obligasi negara Indonesia sudah naik 75 bp sepanjang Desember.

Keluarnya hot money dari pasar keuangan Indonesia telah memperburuk kinerja rupiah terhadap dolar AS sepanjang Desember ini. Kemarin rupiah anjlok hampir 2% hingga 12.713 (kurs Bloomberg). Di pasar forward (NDF) satu bulan rupiah kemarin sudah mencapai 12.919 per dolar AS atau anjlok 1,4%.

“Ini merupakan posisi terburuk rupiah sejak Agustus 1998 lalu. Merujuk pada Kurs Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), rupiah terhadap dolar AS sepanjang Desember ini telah anjlok 3,3%,” papar dia.

Kondisi ini tentunya bisa memperburuk kinerja perekonomian nasional terutama kinerja emiten sektoral. “Apalagi yang memiliki utang valas besar dan ketergantungan tinggi atas bahan baku impor,” tandas dia.

Fenomena ini sekali lagi menunjukkan betapa rentannya fundamental ekonomi Indonesia yang memiliki ketergantungan tinggi pada dana asing. “Di tengah rupiah yang terus merosot terhadap dolar AS, aksi beli selektif cenderung bersifat spekulatif menyasar saham emiten sektoral yang berbasiskan pendapatan dolar atau yang berorientasi ekspor, sedangkan biaya dalam rupiah,” ucapnya.

Sementara itu, bursa global di seluruh dunia tadi malam kembali tertekan. Indeks saham utama di kawasan Eropa ditutup koreksi lebih dari 2%, seperti indeks Eurostoxx anjlok 2,75%. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing terkoreksi 0,58% dan 0,63%.

Harga minyak di AS kembali anjlok 4,3% di US$55,33 per barel dan harga emas anjlok 2,3% di US$1.194,1 per troy ons. Di emerging market indes MSCI emerging market kemarin anjlok 1,7%.

Pemodal global menghindari aset beresiko di tengah gejolak harga minyak dunia dan ekspektasi kenaiakn tingkat bunga The Fed yang akan memulai pertemuan akhir tahun ini pekan ini.

IHSG, diperkirakan David, akan cenderung tertekan pada perdagangan hari ini dan rupiah berpeluang kembali melemah apabila dana asing masih keluar dari pasar. “Secara technical, IHSG akan bergerak dengan support di 5.070 dan resisten di 5.125,” imbuhnya.

Support pertama IHSG di 5.100 dan support kedua di angka 5.070. Di sisi lain, resisten pertama di angka 5.125 dan resisten kedua di posisi 5.150.

Di atas semua itu, David menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*