Pelaku Saham: Subsidi BBM Dihapus Jadi Pil Pahit, Tapi Jangan Pahit Terus

Jakarta -Pelaku pasar saham saat ini sedang harap-harap cemas. Sebab situasi di pasar sedang tidak kondusif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah anjlok.

Senior Fund Manager BNI Asset Management, Hanif Mantiq, mengatakan, saat ini ekonomi Indonesia sedang dalam titik yang cukup parah karena sedang dalam masa perubahan.

Selama ini ekonomi Indonesia dimanjakan dan dibuai oleh subsisi Bahan Bakar Minyak (BBM). Sehingga harga-harga stabil tapi tidak minim pembangunan infrastruktur dalam 10 tahun terakhir.

“Karena memang harus diakui, ini kondisi ekonomi sekarang kan buruk, karena memang ini pertama kalinya kita menelan pil pahit, BBM subsidi dicabut sangat besar. Jadi memang sedang masa penyesuaian,” katanya kepada detikFinance, Senin (15/6/2015).

Ia menambahkan, pemerintah seharusnya bisa memberi katalis ke pasar saham dengan cara mendorong bisnis emiten lebih optimal. Caranya dengan membangun aneka infrastruktur.

“Dia (pemerintah) harus dorong bagaimana emiten ini bisnisnya bisa optimal. Perusahaan itu mau kalau produksi dan ekspor, tapi apa dia mau bangun jalan sendiri? Bangun pelabuhan sendiri? Jembatan sendiri?” Kata Hanif.

Sebesar apa pun perusahaan, tambah Hanif, pasti tidak akan mau bangun infrastruktur sendiri. Pemerintah harus sediakan supaya bisa jadi stimulus.

“Pemerintah yang harus bangun agar jadi stimulus buat perusahaan. Kalau infrastruktur bagus, otomatis investasi berkembang. Yang sekarang kan infrastruktur masih lambat,” ujarnya.

“Nah yang terjadi sekarang, pemerintah itu lagi ditagih kapan segera realisasi bangun infrastruktur. Kayak ucapannya presiden, kita itu sementara lagi telan pil pahit, tapi mau sampai kapan telan terus pil pahitnya. Kan ada dosisnya, kalau sampai sekarang pahit terus yah investor pun grogi, akhirnya dampak langsungnya ke IHSG,” katanya.

(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*