Pekerja kilang AS mogok, harga minyak tergelincir

NEW YORK. Harga minyak dunia turun di tengah spekulasi berhentinya operasional kilang minyak mentah di Amerika Serikat. Dalam perdagangan di New York, harga minyak berjangka (futures) turun 3,3%.

Data Bloomberg menunjukkan, penjualan minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2015 turun US$ 1,57 per barrel menjadi US$ 46,67 per barrel di New York Mercantile Exchange. Harga kembali naik tipis menjadi US$ 46,90 pada pukul 1.44 pm waktu Singapura. 

Sebelumnya serikat pekerja migas AS atau The United Steelworkers union, telah menghentikan operasi sembilan kilang minyak pada Minggu. Mogok kerja dilakukan setelah kontrak kerja tidak disepakati. Aksi itu dikhawatirkan bakal merembet ke kilang lain, karena The United Steelworkers union membawahi sekitar 200 kilang minyak, terminal, dan perpipaan.

Peristiwa ini dikhawatirkan akan memperburuk pasokan minyak dunia. Sebab, kilang-kilang minyak di AS tersebut membatasi pengolahan minyak mentah. Hasilnya adalah pasokan minyak mentah asal AS akan membludak ke pasaran.

Seperti diketahui, pasokan minyak mentah AS telah memberikan kontribusi surplus minyak global, sehingga mendorong harga minyak jatuh sekitar 50% dibanding tahun lalu. Hal itu diperparah dengan penolakan Organisasi Negara Produsen Minyak (APEC) untuk memangkas produksi. 

“Jika pemogokan meningkat, maka akan merugikan harga minyak,” kata analis Fat Prophets in Sydney, David Lennox.

Menurutnya kondisi ini akan menempatkan produksi minyak AS yang sangat besar keluar ke pasar global, sebab tidak ada kilang minyak di dalam negeri yang mengolahnya. 

Penurunan harga minyak juga disebabkan data China’s Purchasing Managers’ Index yang turun dari 50,1 di Desember 2014 menkado 49,8 pad Januari. Indeks di bawah 50 menunjukkan adanya kontraksi. 

Editor: Uji Agung Santosa


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*