Pekan mendebarkan bagi pasar modal

JAKARTA. Pekan ini, jantung  para pelaku pasar keuangan global berdebar-debar. Inilah pekan menentukan: Federal Reserve (The Fed) akan memastikan naik tidaknya suku bunga acuan Amerika Serikat (Fed Rate) dalam rapat yang digelar 15-16 Desember 2015.

Yang terang, beberapa hari menjelang rapat The Fed, bursa  saham di Asia rontok. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak terkecuali, dan anjlok 3,26% sepekan terakhir ini. Seorang bankir berharap The Fed menaikkan suku bunga agar mengakhiri ketidakpastian. “Kami seperti tersandera,” ujarnya, kemarin.

 Oktavianus Marbun, Analis Waterfront Securities, melihat  pasar memang ingin mengakhiri ketidakpastian yang terjadi sejak pertengahan tahun ini. Toh, pasar sudah mengantisipasi potensi kenaikan Fed Rate. “Pasar global bisa turun,”  kata Oktavianus kepada KONTAN, Senin (14/12).

Ia memperkirakan, suku bunga The Fed naik 25 basis poin  bulan ini. Dampaknya, dana asing akan kembali ke Amerika Serikat (AS) dan mengerek dollar.  “Tapi saya berharap, IHSG akan bergerak anomali dan justru naik,” kata Oktavianus.

Prediksi Satrio Utomo, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, The Fed akan menaikkan suku bunga perlahan, sekitar 50 basis poin. Jika Fed Rate naik, dampak ke IHSG bisa positif jika respons Bank Indonesia (BI) tepat dalam kaitannya dengan upaya menjaga pertumbuhan ekonomi.

Satrio menilai, selama ini BI kurang mendukung pertumbuhan ekonomi, karena terus menahan suku bunga BI. Jika BI berani menurunkan bunga acuan, misalnya,  Satrio yakin, IHSG bisa bergerak di atas 4.700 sampai akhir 2015.  Ditambah prospek ekonomi Indonesia membaik, Satrio memperkirakan IHSG bisa ke 5.540-5.500 tahun depan.

Namun, bila The Fed menahan suku bunga. prediksi Oktavianus, kepercayaan pasar kembali merosot. Pasar akan berhitung ulang karena terlanjur memiliki ekspektasi Fed mengerek suku bunga. Ujungnya, IHSG bisa turun.

Proyeksi Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, jika fed rate tak naik, IHSG cenderung bergerak di level 4.400-4.500. Malah ketidakpastian tahun depan menjadi semakin besar. “Kalau tak jadi naik, investor bersiap-siap tahun depan mengalami masalah sama seperti tahun ini,” ujarnya.

Namun, dalam skala optimistis, Hans yakin, IHSG tahun depan bisa 5.800-6.100. Pendorongnya, jika ketidakpastian Fed Rate berakhir, dana asing berpotensi masuk, rupiah yang stabil, dan belanja pemerintah.        


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*