Pasca wajib rupiah, tren kredit valas akan menurun

JAKARTA. Industri perbankan memprediksi penyaluran kredit ke valuta asing (valas) akan menurun di tahun 2016 pasca Bank Indonesia (BI) mewajibkan penggunaan mata uang rupiah di Tanah Air per Juli 2015. Trennya, kredit valas hanya tumbuh single digit di tahun-tahun mendatang, sehingga kredit rupiah akan menguasai plafon kredit. 

Royke Tumilaar, Direktur Korporasi PT Bank Mandiri Tbk mengatakan, permintaan kredit valas tidak besar kecuali untuk kebutuhan ekspor untuk memenuhi kebutuhan dolar Amerika Serikat (AS). “Tren penyaluran kredit valas akan menurun karena permintaan lebih didominasi kredit rupiah,” kata Royke, kepada KONTAN, Rabu (20/1).

Bank berpelat merah ini membidik kredit valas maksimal tumbuh 5% di tahun 2016. Artinya, perusahaan akan menyalurkan kredit valas hingga Rp 61,74 triliun di akhir tahun 2016 dibandingkan posisi penyaluran kredit valas sebesar Rp 58,8 triliun per akhir tahun 2015. “Untuk mengatasi ini, kami memperbesar pertumbuhan kredit rupiah di korporasi,” tambahnya.

Bank Mandiri membidik pertumbuhan kredit korporasi sebesar 12%-15% di tahun ini, atau akan mencapai sekitar Rp 197,96 triliun-Rp 225 triliun per akhir tahun ini dibandingkan outstanding kredit korporasi sebesar RP 196 triliun per akhir tahun lalu. Kredit korporasi ini akan mengalir ke infrastruktur seperi pembangkit tenaga listrik, jalan tol, bandar udara (bandara), manufaktur, dan kesehatan.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*