Pasar Obligasi Variatif Respons BI Rate & The Fed

INILAHCOM, Jakarta Meski menguat, secara umum laju pasar obligasi variatif dalam sepekan terakhir seiring respons pasar terhadap BI rate dan hasil rapat monteter The Fed. Total penawaran pun alami penurunan.

“Variatifnya sentimen yang mewarnai laju pasar obligasi sepanjang pekan kemarin membuat pergerakan harganya juga variatif,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (22/3/2015).

Baik obligasi pemerintah maupun swasta mengalami variasi pergerakan harga dimana sempat mengalami pelemahan namun, juga sempat berbalik naik pasca merespon tetapnya BI rate dan belum akan dinaikkannya suku bunga Fed rate. “Pergerakan rupiah yang cenderung menguat juga turut berimbas positif pada laju pasar obligasi,” ujarnya.

Meski ada beberapa yang masih mengalami pelemahan namun, secara umum laju pasar obligasi terlihat menguat sepanjang pekan kemarin. Terlihat pergerakan harga obligasi, khususnya harga obligasi Pemerintah yang mampu kembali naik yang terefleksi dari turunnya yield yang merata pada seluruh tenor.

Penurunan yield rata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor panjang (8-30 tahun).Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-data yield 4,82 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yield sekitar 11,24 bps; dan tenor panjang (8-30tahun) turut mengalami penurunan yield hingga 12,84 bps.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo 4 tahun mampu berbalik naik harganya hingga 12,29 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo 9 tahun melanjutkan pelemahan harga hingga 50 bps.

Dalam sepekan terakhir, pemerintah Indonesia telah melaksanakan Lelang Surat UtangNegara (SUN) untukseri sebagai berikut:

  1. Seri SPN12160304 (reopening) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 4 Maret 2016;
  2. Seri FR0069 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 7,875% dan jatuh tempo pada tanggal 15 April 2019;
  3. Seri FR0071 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 9,000% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2029;
  4. Seri FR0067 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,750% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2044.

Total penawaran yang masuk sebesar Rp17,28 triliun di mana seri FR0069memiliki penawaran yang masuk lebih tinggi sebesar Rp 6,60 triliun dengannilai yang dimenangkan ialah sebesar Rp1,15 triliun.

Di sisi lain, untuk total keseluruhan penawaran yang dimenangkan hanya Rp 6,75triliun. Total penawaran yang masuk lebih rendahdari total penawaran yang masuk sebelumnya sebesar Rp22,84triliun dengan penyerapan yang lebih rendah.

Dari empat seri SUNyang di tawarkan, pemerintah menyerap seluruhnya. Yieldrata-rata tertimbang yang dimenangkan untuk setiap seri antara lainSeri SPN12160304(5,92%); Seri FR0069 (7,28%); Seri FR0071 (7,63%); dan FR067 (8,03%). Dari sisi bid to cover ratio memperlihatkan bahwa angka yang paling besar rasionya senilai 5,74x pada seri Seri FR0069yang berdurasi moderat.

Meski laju pasar obligasi mampu melampaui kekhawatiranakan terjadinya potensi pelemahan, turunnya total penawaran lelang SUN tersebut memberikan gambaran masih belum terlalu kondusifnya kondisi pasar di pekan kemarin. “Itu seiring dengan berbagai macam sentimen meskipun jelang akhir pekan kondisi pasar obligasi cenderung menguat,” tuturnya.

Apalagi dari pemerintah juga tidak terlalu banyak melakukan penyerapan dengan tujuan agar tidak terlalu melonjaknya nilai utang yang akan ditanggung pemerintah.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*