Pasar Obligasi Terdongkrak Ekspektasi The Fed

INILAHCOM, Jakarta Di tengah pelemahan IHSG dan rupiah, pasar obligasi mencatatkan kinerja positif sepekan terakhir. Pasar yang berekspektasi dipertahankannya suku bunga The Fed di level rendah jadi katalisnya.

“Laju pasar obligasi mampu mengalami kenaikan selama sepekan, melewati perkiraan kami sebelumnya,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (28/6/2015).

Meski di akhir pekan terjadi penurunan, secara mingguan pasar obligasi masih mencatatkan nilai plus. “Tampaknya pergerakan pada pasar obligasi lebih baik dibandingkan pergerakan pada pasar valas dimana rupiah masih melanjutkan pelemahan. Begitupun dengan IHSG yang terhempas jauh ke zona merah,” ujarnya.

Meski belum banyak dilakukannya aksi beli seperti di pekan sebelumnya, cukup untuk membuat pasar obligasiberhasil bertahan di zona hijau. “Kondisi ini membuat yield sejumlah obligasi, baik pemerintah maupun korporat cenderung melanjutkan penurunannya,” ucap dia.

Menurut Reza, kemungkinan pelaku pasar mencoba meresponsmasih berlanjutnya penurunan yield obligasi global, khususnya AS, seiring dengan dirilisnya angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)yang jauh lebih rendah dari estimasi. “Hal itu dipersepsikan The Fed masih akan mempertahankan suku bunga acuannya bahkan diharapkan menunda kenaikan fed rate tersebut,” tuturnya.

Seperti yang terjadi pada obligasi korporasi dengan rating AA dimana di pekan sebelumnya hampir mendekati yield di kisaran 11,25%-11,35% untuk tenor 9-10 tahun namun, di pekan kemari turun di kisaran 10,75%-10,85% atau turun sekitar 50an bps. Dari sisi makroekonomi, laju pasar oblihgasi masih lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen dari eksternal.

Harga obligasi Pemerintahmasih melanjutkan kenaikannya yang terefleksi dari berbalik turunnya yield yang merata pada seluruh tenor. Penurunanyieldrata-rata yang terbesar diraih oleh obligasi tenor panjang (8-15 tahun).

Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunanrata-rata yield -15,59 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yield sekitar -18,99 bps; dan tenor panjang (8-30tahun) turut mengalami penurunanyield hingga 28,30 bps.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo 4 tahun kembali tercatat naik harganya hingga 45,34 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo 9 tahun menguatharganya hingga 94,94 bps.

Di pekan kemarin, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan Lelang Surat UtangNegara (SUN) untukseri sebagai berikut:

a. Seri SPN12160401 (reopening) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 1 April 2016;

b. Seri FR0053 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,250% (delapan koma dua lima per seratus) dan jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2021;

c. Seri FR0056 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,375% (delapan koma tiga tujuh lima per seratus) dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2026;

d. Seri FR0071 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 9,000% (sembilan per seratus) dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2029;

e. Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,375% (delapan koma tiga tujuh lima per seratus) dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2034.

Di pekan kemarin, nilai yang ditawarkan dapat melebihi penawaran pada lelang sebelumnya seiring dengan besarnya minat pelaku pasar. Besarnya minat tersebut berpengaruh pada penyerapan yang lebih tinggi dari lelang SUN sebelumnya.Bahkan dalam lelang kali ini, jumlah SUN yang dilelang juga bertambah sehingga total SUN yang dilelang ada 5 seri.

Dalam lelang kali ini, total permintaan yang masuk mencapai Rp40,01 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan lelang SUNperiode sebelumnya, Selasa(9/6) yang mencapai Rp25,28 triliun. Pada lelang kali ini, lelang berhasil diserap Rp 18 triliun atau di atastarget indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 12 triliun.

Pemerintah memenangkan 5 seri yang ditawarkan. Diantaranya, seri SPN12160401 (reopening) dengan permintaan yang masuk dari investor Rp2,65 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk sebesar 6,49% dan Imbal hasil tertinggi 7,00%. Seri ini diserap Rp 1,9 triliun dengan Imbal hasil rata-rata tertimbang 6,7% dan tingkat imbalan diskonto.

Kemudian, seri FR0053(reopening) mengalami permintaan Rp 8,22 miliar dengan Imbal hasil terendah 8,19% dan Imbal hasil tertinggi yang masuk 8,50% serta diserap Rp 7,4 triliun. Seri FR0056dengan permintaan yang masuk dari investor Rp 16,5 triliun dan diserap Rp 4,90 triliun dengan Imbal hasil rata-rata tertimbang 8,37% dan tingkat kupon8,38%.

Seri FR0071dengan permintaan yang masuk dari investor Rp 9,44 triliun dan diserap Rp 2,25 triliun dengan Imbal hasil rata-rata tertimbang 8,43% dan tingkat kupon9,00%. Dan Seri FR0068dengan permintaan yang masuk dari investor Rp 3,2 triliun dan diserap Rp 1,55 triliun dengan Imbal hasil rata-rata tertimbang 8,54% dan tingkat kupon8,38%. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*