Open Position dengan Indikator MA

Kali ini kita akan bahas mengenai bagaimana memakai  Indikator Moving Average atau kita singkat dengan indicator MA, sebagai landasan untuk menentukan kapan kita sebaiknya masuk (buka posisi) dan juga kapan kita sebaiknya keluar pasar (tutup posisi).

Mengapa  Indikator MA? sebenarnya banyak sekali , landasan analisis yang bisa kita pakai untuk pedoman dalam bertrading.  Indikator MA hanya salah satu dari banyak sekali indikator yang biasa digunakan dalam analisis teknikal forex. Penggunaan atau bagaimana kita menterjemahkan Indikator MA-pun bisa jadi berbeda-beda antara satu trader dengan trader yang lain. Apa yang akan kami sampaikan ini hanyalah salah satu teknik memanfaatkan informasi yang kita dapat dari  Indikator MA.

Ok. Pertama,  kita sebaiknya paham dulu apa dan bagaimana Indikator MA itu. Apakah  Indikator MA itu ?  kami rasa, kami tidak perlu memberikan rumus-rumus dahulu, agar lebih mudah dipahami dan tidak membuat pusing di awal . Disini Yang perlu dipahami adalah:  Indikator MA ini menghitung nilai rata-rata bergerak dari sejumlah data tertentu. Kaidah menghitung nilai rata-rata bergerak ini pun bermacam-macam cara dan formula nya sehingga kita mengenal ada kaidah Simple  Indikator MA, Exponential  Indikator MA, Linear Weighted  Indikator MA dan sebagainya. Supaya lebih sederhana, dalam bahasan kita ini, kita hanya memakai metode Simple  Indikator MA (SMA).

Sekarang, kita akan memilih jangka waktu yang kita gunakan. Pada hakekatnya, kita bebas saja , menentukan jangka waktu berapapun yang kita gunakan. Dalam contoh analisis berikut, kami akan memakai grafik dengan time frame (pengelompokan data) per jam (hourly) dan jangka waktu  Indikator MA yang kami pakai adalah 4 dan 8. Mari kita amati grafik berikut:

Grafik di atas adalah grafik untuk pasangan mata uang GBP/USD dengan time frame hourly. Kami memasang 2 SMA: SMA 4 kami beri warna merah, sedangkan SMA 8 kami beri warna biru. Sekarang, perhatikan saat kedua SMA tersebut berpotongan. Apabila SMA 4 bersimpangan SMA 8 dari bawah ke atas, seperti nampak pada titik 1, berarti nilai rata-rata 4 jam terakhir lebih besar dari pada nilai rata-rata 8 jam terakhir. Dengan kata lain, kecenderungan dalam 4 jam cenderung naik. Dalam keadaan seperti itu, sebaiknya kita melakukan buka posisi: Buy pada titik tersebut (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5619).

Nilai rata-rata 4 jam terakhir lebih kecil dari nilai rata-rata 8 jam terakhir. Apabila indikator SMA 4  bersimpangan dari arah atas ke bawah dengan indikator SMA 8 , seperti terlihat pada titik 2. Dengan kata lain, kecenderungan dalam 4 jam terakhir cenderung turun. Dalam keadaan seperti ini, sebaiknya  tutup posisi Buy kita atau bisa juga kita buka posisi: Sell (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5690). Posisi Sell bisa kita close saat SMA 4 kembali bersimpangan SMA 3 dari bawah ke atas, seperti nampak pada titik 3. Atau, kita bisa kembali melakukan Buka posisi: Buy pada titik tersebut (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5633). Dari informasi diatas, anda dipersilahkan mengkreasikan cara anda sendiri dengan mengotak-atik Time Frame, pasangan indikator  SMA, maupun yang lain. Dan setelah anda berkreasi dengan berbagai macam pasangan indikator SMA dan Time Frame, Setelah itu ada baiknya kita mengamati dahulu, untuk menemukan Indikator MA yang akan kita jadikan patokan.

Memanfaatkan perpotongan antara 2 Indikator MA seperti  yang telah kita bicarakan di atas hanyalah salah satu contoh penggunaan Indikator MA. Banyak juga para trader yang memakai informasi dari Indikator MA dengan cara yang berbeda. Hal tersebut hanyalah bagaimana cara kita memandang dan mengaplikasikannya ditrading kita agar apa yang kita ketahui tersebut dapat menguntungkan bagi kita. Semoga teman-teman juga bisa menemukan banyak manfaat dari informasi ini, dan selamat mencoba.

 

(yn)

Speak Your Mind

*

*