OJK terus antisipasi kebijakan The Fed

OJK terus antisipasi kebijakan The Fed

Jakarta (ANTARA News) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan terus mencermati secara seksama dan mengantisipasi perkembangan ekonomi global menyusul keputusan bank sentral AS (the Fed) yang akan mengurangi stimulus keuangan (tapering off).

“Risiko The Fed, kami rasa ini isu global yang paling perlu dicermati. Pendalaman pasar telah kami dilakukan dari kebijakan perubahan lot saham dan penurunan fraksi harga saham (tick price). Kemudian produk-produk investasi harus diperbanyak,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan bahwa belajar dari pengalaman pertengahan tahun 2013 lalu, Otoritas Jasa Keuangan dapat lebih mengantisipasi dampak negatifnya sehingga pada tahun ini peluang pertumbuhan bagi indeks harga saham gabungan (IHSG) masih terbuka.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida mengatakan bahwa dari sisi emiten untuk meningkatkan kinerja di tengah ancaman pengetatan likuiditas global, OJK membentuk “road map” penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

Pada dasarnya, lanjut Nurhaida, ada hal-hal yang perlu diperbaiki di dalam GCG yang nantinya wajib diikuti oleh emiten agar penerapannya dapat sejajar dengan negara lain.

“Sebagai contoh, dalam ketentuan pasar modal sekarang bahwa pemberitahuan agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) disampaikan 14 hari sebelum pelaksanaan, dari hasil kajian yang kami bandingkankan dengan negara lain itu sudah disampaikan 21 hari sebelum RUPS. Jadi, jauh lebih awal,” katanya.

Nurhaida mengemukakan bahwa “road map” GCG emiten tersebut rencananya akan diluncurkan pada 17 Januari 2014.

Ia menambahkan, pada tahun ini pihaknya bersama SRO (Self Regulatory Organization) juga telah membentuk lembaga perlindungan investor sebagai antisipasi dampak negatif global.

“Perlindungan investor itu sebagai upaya kami untuk menjaga stabilitas pasar saham domestik agar kepercayaan investor terhadap industri meningkat,” kata Nurhaida. (*)


Sumber: http://www.antaranews.com/rss/ekonomi-bursa

Speak Your Mind

*

*