INILAHCOM, Jakarta – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) telah melakukan beberapa langkah startegis untuk menghadapi perubahan yang dinamis, terutama di dalam industri perunggasan.
Kebijakan yang diambil perusahaan seperti pada aspek finansial hingga proses produksi dan pengembangan sumber daya manusia.
“JAPFA akan melakukan refinancing terhadap kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, yaitu obligasi rupiah yang jatuh tempo pada tahun 2017 dan obligasi dolar pada tahun 2018,” kata Marcus Koesbyanto, Direktur JAPFA dalam acara Public Expose di Jakarta, Rabu (5/4/2017).
Emiten bursa dengan kode JPFA ini telah menerbitkan obligasi dalam rupiah senilai Rp1 triliun pada Desember 2016 lalu untuk melakukan refinancing obligasi yang telah jatuh tempo pada Januari dan Februari lalu.
Untuk refinancing utang dalam dolar, perusahaan juga telah menerbitkan obligasi dolar senilai US$150 juta. Sampai saat ini, total utang dalam dolar perusahaan adalah senilai US$195 juta. Sehingga perusahaan telah berhasil menyesuaikan seluruh utang jangka panjangnya.
“Tahun ini JPFA masih akan terus berfokus untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas termasuk memperbaiki dalam modal kerja,” kata Marcus.
Untuk diketahui, sepanjang tahun 2016 JPFA mencapai pertumbuhan penjualan bersihi konsolidasi sebesar Rp2 triliun, dari Rp25 triliun di tahun 2015 menjadi Rp27 triliun di tahun 2016. Selain itu, JPFA telah berhasil menaingkatkan labanya sebesar 314,5% dari Rp524 miliar di tahun 2015 menjadi Rp2,17 triliun di tahun 2016.
“Usaha perunggasan tetap menjadi penopang industri terlepas dari kondisi industri perunggasan yang sangat dinamis di tahun 2016,” kata Marcus.
Kontribusi terbesar diberikan oleh bsegmen usaha pakan ternak sebesar 45%. Sebesar 31% disumbangkan oleh peternakan dan produk konsumen, usaha anak ayam umur sehari sebesar 9% dan budidaya perairan sebesar 7%. Sedangkan peternakan sapi dan perdagangan lain menyumbang sebesar 4% sepanjang tahun 2016. [hid]
—
Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal
Speak Your Mind