Neraca Surplus, Rupiah Menguat Tajam

Neraca Surplus, Rupiah Menguat Tajam

Petugas bank menunjukkan empat pecahan uang pecahan kertas lama, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta (27/12). Empat pecahan uang kertas tahun emisi 1998 dan 1999 ini sudah tidak berlaku, dan hak penukaran uang rupiah tersebut tidak berlaku lagi setelah sepuluh tahun mendatang. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta – Rupiah menjadi mata uang yang paling menguat terhadap dolar Amerika di sesi pertama perdagangan hari ini. Membaiknya data neraca perdaganganlah yang diperkirakan langsung membuat rupiah berbalik menguat terhadap dolar.

Hingga pukul 12.00 WIB, rupiah diperdagangkan di level 12.134 per dolar Amerika, atau menguat 0,58 persen. Padahal, di pembukaan transaksi pagi tadi rupiah masih berada di kisaran 12.200.

Di luar ekspektasi, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan bulan November surplus US$ 0,78 miliar. Surplus itu disebabkan oleh jumlah ekspor yang mencapai US$ 15,93 miliar, lebih banyak dibanding jumlah impor yang tercatat US$ 15,15 miliar.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari−November 2013 mencapai US$ 165,57 miliar, atau menurun 5,19 persen dibanding periode yang sama tahun 2012. Demikian juga nilai impor Januari-November 2013 mencapai US$ 171,17 miliar atau turun 2,80 persen dibanding impor periode yang sama tahun 2012.

Sentimen neraca perdagangan membuat rupiah melaju paling tinggi di antara mata uang Asia lainnya. Hanya won Korea yang berhasil menguat 0,50 persen terhadap dolar dan yuan menguat 0,06 persen. Dolar Singapura, dolar Hong Kong, baht, dan ringgit masih bergerak melemah terhadap dolar Amerika.

PDAT | M. AZHAR


Sumber: http://www.tempo.co/rss/bisnis

Speak Your Mind

*

*