Negara Ini Jadi 'Korban' Baru Anjloknya Harga Minyak

Jakarta -Sejak pertengahan tahun lalu hingga tahun ini, harga minyak dunia telah anjlok lebih dari 50%. Banyak negara produsen minyak dan perusahaan migas yang menjadi korban. Siapa korban terbarunya?

Adalah Angola, negara penghasil minyak di Afrika yang terhantam turunnya harga minyak tersebut.

Kondisi sosial ‎dan ekonomi Angola merana seperti Venezuela dan Rusia. Di Afrika, Angola merupakan negara produsen minyak terbesar kedua setelah Nigeria.

Dilansir dari CNBC, Selasa (31/3/2015), produksi minyak Angola mencapai 1,75 juta barel per hari. Ini menurut data Energy Information Agency (EIA).

Pendapatan Angola sangat tergantung oleh produksi minyak, yang menggerakkan perekonomian negara tersebut.

Menurut data International Monetary Fund (IMF), 97% dari total ekspor Angola di 2012 dari minyak. Sementara Venezuela hanya 95%.

Tahun lalu, penghasilan ekspor minyak Angola turun lebih dari 12% menjadi US$ 24 miliar, karena turunnya harga minyak.

Nilai ekspor minyak Angola mencapai 50% dari PDB negara tersebut. Dan di 2015, Angola memangkas harga minyaknya cukup tinggi, menjadi US$ 40 per barel, dari sebelumnya US$ 81 per barel.

“Anjloknya harga minyak membuat negara eksportir minyak harga membatasi anggarannya untuk konsolidasi. Ini bisa menimbulkan gejolak sosial,” kata Kepala Riset Komoditas IMF, Rabah Arezki.

Tidak seperti Venezuela, krisis minyak di Angola membuat mata uangnya turun ke level terendah sepanjang masa. Kondisi tersebut berimbas pada kebijakan moneter dan fiskal.

(dnl/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*