Minyak terus mencatat rekor terendah

JAKARTA. Harga minyak terus tergerus dan mencatat rekor terendahnya. Outlook harga semakin kelam di tengah berbagai tantangan.

Mengutip Bloomberg, Jumat (18/12) harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2016 di New York Merchantile Exchange mencatat level terendah sejak 2009 di US$ 36,06 per barel atau turun 0,58% dibanding sehari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga minyak terseret 3,19%.

Energy Information Administration (EIA) melaporkan, pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) melonjak hingga 490,7 juta barel untuk yang pertama kali sejak tahun 1930. Berdasarkan laporan Baker Hughes Inc, jumlah rig minyak aktif di AS bertambah 17 pada minggu lalu menjadi 541 rig.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures mengatakan, prospek minyak ke depan masih rawan tekanan. Masalah fundamental utama dari minyak saat ini adalah pasokan yang melimpah.

“Saat ini pelaku pasar masih mencerna setiap laporan stok serta produksi minyak mentah global,” ujarnya.

Pemerintah Rusia optimistis harga minyak tahun depan berpeluang rebound. Presiden Rusia, Vladimir Putin menyatakan bahwa aktivitas bisnis nasional negara tersebut cukup stabil di tengah merosotnya harga minyak.

PDB Rusia diprediksi naik sekitar 0,7% pada tahun depan jika harga minyak berada di US$ 50 per barel. Sebelumnya OPEC memprediksi harga minyak bisa mneyentuh US$ 70 per barel tahun 2016.

Namun, proyeksi Rusia maupun OPEC terlihat sulit untuk dicapai. “Saya kira minyak tahun depan belum akan beranjak melebihi level US$ 50 per barel,” ujar Deddy.

Tahun depan, permintaan terhadap minyak mentah diprediksi turun menjadi 1,2 juta barel per hari dari tahun ini sebesar 1,8 juta barel per hari. Ini semakin menegaskan jika harga minyak tetap rawan tekanan.

Langkah The Fed menaikkan tingkat suku bunga menjadi 0,5% membuat dollar AS semakin kuat sehingga menambah tekanan minyak yang diperdagangkan dengan USD. “Di pasar internasional minyak menjadi lebih mahal,” imbuh Deddy.

Hingga akhir tahun ini, Dedy menduga harga minyak masih akan bergerak di kisaran US$ 30 – US$ 40 per barel. “Pada kuartal I tahun depan minyak belum akan bergerak jauh dari level akhir tahun ini,” lanjut dia.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*