Minyak murah, kualitas bottom line AKRA terjaga

JAKARTA. Harga minyak dunia masih berada dalam tren penurunan . Hal ini bisa mejadi sentimen positif, sekaligus negatif bagi distributor bahan bakar minyak (BBM) PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).

Bryan Sjahputra, analis Sinarmas Sekuritas, menjelaskan harga minyak mentah sudah masuk kedalam tren penurunan sejak tahun 2014. Hingga kini, harga minyak WTI turun 39%. “Ini bisa membuat margin bisnis distribusi BBM meningkat 50%,” ujar Bryan kepada KONTAN, (11/2).

Tentu ini memberikan sinyal positif bagi AKRA. Sebab, harga minyak dunia yang rendah akan membuat margin yang diperoleh menjadi lebih besar. Selain itu, meski perseroan juga memiliki lini bisnis lain, seperti properti, tapi mayoritas sumber pendapatan berasal dari bisnis distribusi BBM.

Sehingga, kondisi ini pada akhirnya akan membuat total margin kotor AKRA bakal memiliki kualitas yang lebih baik. Bryan memprediksi, total margin kotor AKRA yang diperoleh dari bisnis distribusi BBM dan bisnis lainnya tahun ini bakal mendekati level 16%.

Bandingkan dengan margin kotor tahun lalu yang sekitar 12%. Otomatis, margin bersih AKRA juga diprediksi meningkat menjadi sekitar 8% tahun ini.

Namun, di tengah sinyal positif tersebut masih terselip sentimen negatif. Lebih dari setengah penjualan BBM AKRA diserap oleh sektor pertambangan. Padahal, sektor ini sedang lesu.

Pendapatan dari lahan industri Java Integrated Industrial & Port Estate (JIIPE) juga belum bisa banyak berkontribusi karena masih dalam tahap pengembangan.

Tapi untuk jangka panjang, JIIPE juga bakal menyebabkan AKRA memiliki fundamental defensif. Perlahan tapi pasti, kontribusi pendapatan JIIPE terhadap total pendapatan AKRA akan membesar.

Tahun ini, kontribusinya diprediksikan 3% terhadap pendapatan, dan akan meningkat lagi menjadi 16% pada tahun 2019. Lalu, kontribusi terhadap laba kotor diprediksi 15% tahun ini dan 51% pada tahun 2019.

Dengan berbagai kondisi tersebut, tahun ini AKRA diprediksi mencatat pendapatan konsolidasi sekitar Rp 17,99 triliun. Angka ini menurun sekitar 10% dibandingkan perkiraan pendapatan tahun lalu.

Namun, rendahnya harga minyak dunia membuat kualitas margin membaik serta membuat AKRA mampu menjaga kualitas laba bersihnya. Tahun ini, laba bersih KARA diprediksi sekitar Rp 1,53 triliun dari sebelumnya Rp 1,18 triliun.

Melihat sentimen yang ada, Bryan merekomendasikan neutral AKRA dengan target harga Rp 7.725 per saham.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*