Minyak Mentah Catat Penguatan Tertinggi Sejak 2009

INILAHCOM, New York – Pada perdagangan terakhir tahun ini, harga minyak mentah masih mencatatkan kenaikan tahunan terbesar sejak 2009. Walaupun harganya jatuh pada perdagangan Jumat (30/12/2016).

Harga minyak mentah di akhir Desember ini mendapat dukungan dari kesepakatan OPEC dan non-OPEC untuk memangkas produksi minyak. Mereka ramai-ramai mengatasi kelebihan pasokan di pasar global. Kondisi tersebut telah menekan harga minyak mentah di bawah US$50 per barel sejak dua tahun terakhir.

Pada perdagangan di AS, minyak mentah AS turun 5 sen ke US$53,72 per barel untuk kontrak bulan Maret. Sedangkan minyak mentah jenis Brent tergerus 8 sen me US$56,77 per barel, seperti mengutip cnbc.com.

Secara tahunan, minyak mentah AS tercatat naik 45 persen. Sedangkan jenis Brent naik 52 persen sepanjang tahun 2016 ini.

Catatan perdagangan di pasar minyak mentah menjadi terbaik sejak 2009. Saat itu, minyak jenis Brent naik 78 persen dan minyak mentah AS naik 71 persen.

Harga minyak setengah dari harga musim panas tahun 2014. Saat itu harga minyak mentah di atas US$100 per barel.

Namun harga perlahan turun dengan kelebihan pasokan di pasar global. Saat itu, Arab Saudi menolak kesepakatan OPEC untuk memangkas produksi minyak di pasar global.

Tapi pada akhir tahun ini, OPEC dan non-OPEC membuat perjanjian baru untuk mengurangi produksi oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kesepakatan tersebut mulai dirintis sejak tiga bulan sebelumnya dari September tahun ini. Kesepakatan awal mendapat dukungan dari 13 negara OPEC.

Pemerintah Oman menyatakan akan langkah mengurangi produksi minyak efektif pada Maret 2017 dengan target mengurangi hingga 5 persen. Namun tidak menyebutkan langkah lanjutan setelah bulan Maret.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*