Minyak berharap dorongan pelemahan dollar AS

JAKARTA. Dorongan penurunan nilai tukar dollar AS menjadi sedikit harapan bagi harga minyak. Pasalnya, The Fed mulai khawatir target inflasi AS sulit tercapai lantaran melemahnya harga minyak dunia.

Gubernur The Fed bagian St. Louis, James Bullard mengatakan, jika minyak terus melemah hingga Juni tahun ini, maka target inflasi AS sebesar 2% tidak akan terjadi hingga pertengahan 2017.

“Kenaikan inflasi akan kembali sesuai target jika harga minyak stabil. Tetapi penurunan saat ini mengundang pertanyaan kapan stabilitas harga akan terjadi,” ujar Bullard, seperti dikutip Bloomberg.

Apabila target inflasi AS belum tercapai maka kemungkinan The Fed untuk menaikkan suku bunga berpotensi kembali mengendur sehingga berimbas pada melemahnya dollar AS.

“Jika pelemahan dollar AS akibat tertundanya kenaikan suku bunga The Fed semakin dalam, kemungkinan bisa membantu harga minyak,” ujar Nizar Hilmy, analis SoeGee Futures.

Namun demikian, masalah oversupply belum terpecahkan. Maka selama minyak masih mengalami kelebihan pasokan, kenaikan harga tidak akan signifikan. “Tanpa adanya penyesuaian supply akan sulit terjadi perubahan tren,” lanjut Nizar.

Oleh karena itu, pertemuan OPEC di pertengahan tahun ini diharapkan dapat menghasilkan keputusan positif bagi harga minyak. Artinya, ada tindakan OPEC untuk mulai memangkas produksi.

Mengutip Bloomberg, Jumat (15/1) pukul 18.46 WIB, harga minyak WTI kontrak pengiriman Februari 2016 di New York Mercantile Exchange memperpanjang rekor terendah dalam 12 tahun dan terjun ke level US$ 29,6 per barel. Angka tersebut turun 5,1% dari sehari sebelumnya.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*