Minyak Anjlok di Bawah US$ 50/Barel, Menkeu: Berat Buat Investasi Migas

Jakarta -Harga minyak mentah dunia saat ini masih ‘betah’ berada di level rendah. Bahkan harga si emas hitam sudah menyentuh di bawah US$ 50/barel.

Berdasarkan data Reuters, Senin (12/1/2015), harga minyak jenis Light Crude untuk pengiriman Januari berada di posisi US$ 48,21/barel. Sementara harga minyak Brent ada di US$ 49,95/barel.

Bambang Brodjonegoro, Menteri Keuangan, mengatakan anjloknya harga minyak menyebabkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun ini turun Rp 130 triliun. Tidak hanya itu, harga minyak yang rendah juga bisa menghambat investasi di sektor migas.

“Paling berat itu adalah investasi di migas,” ujar Bambang saat berkunjung ke kantor detik.com, akhir pekan lalu.

Menurut Bambang, harga minyak di kisaran US$ 40/barel tentu tidak akan menguntungkan bagi investor. Harga jual tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan selama eksplorasi.

“Investor akan berpikir. Sudah mahal-mahal pakai EOR (Enchanced Oil Recovery), investasi baru, gali baru, tapi jualnya US$ 40/barel. Cost-nya saja sudah mepet. Lebih baik hold, tunggu sampai harga minyak naik,” jelasnya.

Oleh karena itu, Bambang meyakini produksi minyak siap jual atau lifting tahun ini sulit naik tajam. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (RAPBN-P) 2015, lifting minyak diasumsikan 849.000 barel/hari. Turun dibandingkan APBN 2015 yaitu 900.000 barel/hari.

“2015 lifting kita akan susah naik, percaya sama saya. Aneh menyuruh orang produksi tapi harga lagi turun. Di mana-mana kalau lagi nggak bagus ya ditahan dulu. Mumpung ini kan barang masih dalam bumi dan tidak harus diangkat secepatnya,” terang Bambang.

Bambang pun pesimistis dalam kurun waktu 5 tahun ke depan produksi minyak akan mencapai 1 juta barel/hari. Bukannya bertambah, bahkan produksi minyak nasional akan semakin berkurang.

“Nggak mungkin 1 juta barel. Di RPJMN kita, 2019 tinggal 700.000 barel/hari. Kalau tidak ada sumur baru, susah untuk sampai 1 juta,” tukasnya.

(hds/dnl)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*