Meski ada sentimen positif, rupiah masih akan loyo

JAKARTA. Rupiah diprediksi akan kembali melemah meski mendapat beberapa sentimen positif. Pengaruh pertemuan The Fed cukup signifikan bagi pergerakan rupiah.

Nilai tukar rupiah di pasar spot pada Selasa (15/12) sedikit terangkat 0,54% dari sehari sebelumnya di level Rp 14.046 per dollar AS.

David Sumual, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk mengatakan, penguatan rupiah hanya merupakan faktor teknikal setelah sebelumnya melemah cukup dalam.

David melihat, pergerakan rupiah dipengaruhi oleh tiga isu. Yakni pelemahan ekonomi China, pertemuan FOMC, dan turunnya harga komoditas. Ketiganya membawa sentimen negatif bagi mata uang garuda.

Padahal, sebenarnya ada beberapa sentimen positif bagi rupiah. Diantaranya kerja sama currency swap antara Indonesia dan Australia. “Kerjasama ini menambah confidence bagi rupiah,” ujar David.

Lalu, meski mengalami defisit neraca perdagangan, impor bahan baku menunjukkan tanda-tanda kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi dalam negeri terus menggeliat.

Pergerakan rupiah selanjutnya masih akan fokus pada hasil pertemuan FOMC dan data inflasi AS yang dirilis Selasa malam (15/12). David menduga, rupiah masih akan kembali melemah pada Rabu (16/12).


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*