Menteri Rini Sindir Banyak BUMN Punya Utang Dolar AS

Jakarta -Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno tak mau lagi perusahaan pelat merah mengalami rugi selisih kurs. Selama ini banyak BUMN punya utang berbentuk dolar Amerika Serikat (AS) tapi pendapatan dalam rupiah.

Rini menegaskan kerugian selisih kurs ini menjadi hal yang menjadi perhatiannya saat pertama kali menjabat sebagai Menteri BUMN. Menurutnya, para BUMN ini tergiur dengan bunga murah yang ditawarkan pinjaman dalam bentuk valas.

“Sejak awal masuk Kementerian BUMN ini hal yang paling saya soroti kenapa perusahaan-perusahaan yang pendapatannya dalam rupiah begitu berani ambil pinjaman dalam bentuk dolar AS,” katanya di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (1/12/2014).

“Persoalannya bunga sangat murah tak lihat fluktuasi dari pertukaran nilai tukar. Di mana rupiah begitu lemah pada dolar terutama pada satu tahun ini. Makanya kerugian besar, padahal operasinya bagus emiten-emiten BUMN ini,” ujarnya.

Rini tidak melarang pinjaman dalam mata uang asing, namun porsinya lebih baik dikurangi. Selama ini, kata Rini, ada BUMN yang porsi pinjaman dalam bentuk mata uang asingnya mencapai 80% dari total utang.

“Risiko yang diambil untuk pendapatan itu enggak boleh ambil 100%, risiko mungkin 10-20%. Sedangkan dalam hal ini kita cukup besar hampir ada 100% pendapatan dalam rupiah tapi utangnya dalam valas 80%. Ini sangat berat,” katanya.

(ang/hds)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*