Menteri Bambang: Rupiah Ambruk Bukan karena Trump

INILAHCOM, Jakarta – Hari ini (Jumat, 11/11/2016) pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, cukup liar. Apakah benar dampak dari terpilihnya pengusaha kasino Donald Trump menjadi Presiden AS?

Di mana rupiah sempat anjlok hingga 5% menjadi Rp 13.700 per US$. Pada penutupan Kamis (10/11/2016), mata uang Garuda bertengger di Rp 13.138 per US$.
Nah, terpuruknya mata uang rupiah ini menarik perhatian Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPP)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Dia bilang, sentimen pasar lebih kepada rencana Bank Sentral AS mengumumkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate (FFR). Alhasil, rupiah kembali kelojotan. “Ya karena Federal Reserve (Suku bunga AS) mau naikin, apalagi setelah pemilihan Presiden (AS) ya,” kata Bambang kepada wartawan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (11/10/2016).

Kata Mantan Menteri Keuangan ini, hal penting yang harus dicermati pemerintah Indonesia adalah menjaga fundamental ekonomi. Sehingga apapun yang terjadi di eksternal bisa diminimalis dampaknya. “Yang penting jaga fundamental jaga kepercayaan. Pasti kan ini hanya temporer (sementara),” ujarnya.

Mengutip data Bloomberg, rupiah mengalami tekanan yang cukup berat. Sempat anjlok hingga 575 poin ke level Rp 13.712 per US$. Bisa jadi pelemahan masih akan terjadi pada pembukaan perdagangan di pekan depan. [ipe]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*