Menkeu Ungkap Dua Hal yang Membuat Rupiah Loyo

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro terlihat berbincang saat pengumuman harga Bahan Bakar Minyak di Kementerian Kordinator Perekonomian, Jakarta, 31 Desember 2014. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan guncangan ekonomi Eropa serta melemahnya harga minyak dunia saat ini menjadi faktor utama rontoknya rupiah. “Itu mungkin yang menciptakan ketidakpastian di ekonomi global,” ujarnya di gedung Kementerian Keuangan, Rabu, 7 Januari 2015. (Organda: Tarif Angkutan Tak Cuma Ditentukan BBM)

Persoalan nilai tukar rupiah dipengaruhi banyak faktor. Dengan demikian, ketika kondisi ekonomi dunia bergolak, maka nilai tukar rupiah terkena imbasnya. Bambang mengakui melemahnya harga minyak mentah dunia saat ini berdampak terhadap pelemahan rupiah. “Karena sebagian besar ekspor tergantung komoditas mentah, jadi sentimennya juga negatif,” ia menjelaskan.

Dengan mempertimbangkan kondisi itu, dalam pengajuan asumsi ekonomi makro APBN Perubahan 2015 yang akan dilakukan pemerintah, pagu rupiah masih berada pada angka 12.200 per dolar atau hampir sama dengan APBN 2015. (Dow Jones Cetak Rekor, Rupiah Lesu)

Bahkan kondisi ini bakal berlangsung lama, sehingga kinerja rupiah diperkirakan lebih banyak berkutat pada angka 12.200 per dolar. “Ya, kita lihatlah. Artinya, yang pasti tahun ini lebih dekat ke 12.200 daripada ke 12.000, mungkin gambarannya seperti itu,” ucapnya.

Bambang menambahkan, meskipun nilai tukar rupiah masih loyo, pemerintah tetap menargetkan pertumbuhan pada angka 5,8 persen. “Itu target maksimal yang harus dicapai supaya kita tidak terlalu santai menganggap 5,5 atau 5 persen cukup,” kata mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan ini. (Tiga Sebab Rupiah Mulai Menguat)

Hari ini bank Indonesia mengumumkan kurs tengah rupiah pada posisi 12.732 atau turun 0,58 persen dari hari sebelumnya. Sedangkan berdasarkan data kantor berita Bloomberg, hingga pukul 10.39 WIB, rupiah diperdagangkan pada angka 12.759 per dolar atau melemah 0,89 persen dari perdagangan sebelumnya.

JAYADI SUPRIADIN


Terpopuler
Isap Tiga Jenis Narkoba, Fariz RM Ditangkap Polisi
Vonis Tommy Soeharto Jadi Novum Terpidana Mati
Moeldoko Ngiler Lihat USS Sampson dan Sea Hawk
Khotbah Jumat Ngawur, NU: Jemaah Boleh Interupsi
Kisruh Izin Air Asia Terkuak, Ini Versi Juanda


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*