Menelisik Kaitan ECB dan Hasil Referendum Italia

INILAHCOM, London – Pernyataan dovish dari Bank Sentral Eropa (ECB) pekan ini telah memicu spekulasi terhadap kebijakan moneter yang lebih akomodatif.

Hal ini jika referendum Italia untuk reformasi konstitusional pada hari Minggu besok. Tetapi salah satu ekonom mengatakan kondisinya tidak sesedarhana itu.

“Pasar percaya kita pada dasarnya mengharapkan QE (pelonggaran kuantitatif) infinity di Eropa dan mungkin hanya menjadi imajinasi,” kata Elga Bartsch, ekonom di Morgan Stanley.

Bartsch mengakui retorika yang berasal dari Presiden ECB, Mario Draghi pekan ini dapat dinilai tidak mengisyaratkan yang disebut Draghi menempatkan dalam kasus tidak dalam referendum. Dragi mengemukakan pandangan ini agak sederhana.

“Ada kemungkinan yang kuat dari dia (Draghi) adan sejumlah anggota dewan eksekutif di ECB. Tetapi pada saat yang sama, pandangan dewan yang lebih luas dan diantara para gubernur bank sentral tampaknya menjadi sedikit lebih beragam,” jelasnya seperti mengutip marketwatch.com.

“Misalnya berdebatan mengenai apakah bukannya memperbanjang enam bulan untuk 80 miliar (euro), hanya untuk melakukan sembilan bulan 60 miliar (euro) tidak benar-benar terjadi,” kata Bartsch.

Pernyataan ECB memicu volatiltias pasar bila hasil referendum berpotensi memenangkan suara “tidak” dalam referendum Italia dengan meluncurkan program-program pelonggaran moneter lebih lanjut.

Draghi pada Rabu kemarin mengatakan bank akan melihat kombinasi perangkat kebijakan dalam pertemuan berikutnya 8 Desember.

Mayoritas ekonom dalam survei terbaru mengharapkan adanya perpanjangan program pelonggaran kuantitatif ECB diumumkan pada pekan depan setelah pertemuan 8 Desember. Dengan nilai pembelian aset bank sentral tersebut yang tidak berubah.

Namun Bartsch berpendapat pasar tidak mungkin bergerak secara dramatis dalam kasus bila hasil referendum opsi “tidak” yang berpotensi akan menang. 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*