Melemahnya Mata Uang Ringgit Jadi Poster Pendemo di Malaysia

Kuala Lumpur -Puluhan ribu orang melakukan aksi unjuk rasa di Kuala Lumpur dan kota lainnya di Malaysia, menuntut PM Najib Razak untuk mundur dari jabatannya. Para demonstran berkaos kuning itu menamakan aksi gerakan Bersih 4.0.

Tuntutan lainnya adalah menyelamatkan ekonomi Malaysia. Bahkan ada pendemo yang menulis dalam poster soal mata uang Ringgit yang melemah. Dalam poster tersebut, Ringgit diibaratkan seperti kapal yang sedang tenggelam sehingga perlu diselamatkan, ‘Save our Economy’ tertulis dalam poster.

Seperti dikutip dari Malay Mail Online, Minggu (30/8/2015), seorang pendemo di Kuala Lumpur (29/8/2015) yang merupakan mantan pegawai negeri, bernama Mohd Azhar Ayub Khan, dan keluarganya ikut turun ke jalan. Ia termasuk yang tak senang dengan jatuhnya nilai tukar Ringgit, dan kasus dugaan korupsi yang melibatkan PM Najib senilai RM 2,6 miliar.

Beberapa pendemo lainnya juga mengungkapkan persoalan ekonomi dan merosotnya nilai tukar ringgit yang mencapai titik terendah selama 17 tahun pasca krisis keuangan Asia pada 1998. Selain itu, biaya hidup juga mengalami kenaikan pasca adanya kebijakan tak populer yaitu pajak barang dan jasa atau Goods and Services Tax (GST) yang berlaku April.

Sejak awal tahun hingga 2 pekan lalu (13/8/2015) Ringgit anjlok sekitar -13% terhadap dolar AS. Koreksinya paling parah di antara mata uang Asia lainnya, misalnya baht Thailand (-6,4%) atau peso Filipina (-2,2%), bahkan rupiah.

Ringgit sempat mencapai 4,2400 per dolar (26/8/2015), atau terlemah (17,54% selama 2015), sejak 31 Agustus 1998. Sebelumnya Ringgit dipatok pada 3,8000 per dolar pada September 1998 hingga bertahan sampai 2005.

Gerakan Bersih 4.0 bertujuan meminta hak demokrasi Malaysia yang dianggap para demonstran telah hilang dari negeri jiran tersebut.

Ada 4 tuntutan yang mereka sampaikan, yaitu: 1. Pemilu yang Bersih 2. Pemerintah yang Bersih 3. Menyelamatkan ekonomi Malaysia 4. Hak membantah (berpendapat).

Gerakan Bersih 4.0 ini rupanya dianggap musuh oleh pemerintahan Malaysia. Website mereka diblokir pemerintah karena dianggap terlalu menjelekan pemerintah dan cenderung fitnah.

(hen/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*