Matteo Renzi Mundur Pasca Pemilih Italia Tolak Referendum

Pemilih Italia pada hari Minggu (04/12) menolak perubahan konstitusi yang didukung oleh pemerintah, mendorong Perdana Menteri Matteo Renzi untuk mengumumkan pengunduran dirinya.

Dengan 91% dari suara yang dihitung Senin pagi, 59,7% menyatakan “Tidak,” menurut Kementerian Dalam Negeri Italia, menandai kegagalan rencana Renzi untuk merombak legislatif Italia untuk membuatnya lebih mudah untuk meloloskan undang-undang, termasuk langkah-langkah berarti untuk membuat negara lebih kompetitif.

Renzi mengatakan pemilih telah menunjukkan penolakan jelas langkah-langkah reformasi legislatif dan bahwa ia akan bertemu dengan kabinetnya pada hari Senin dan kemudian menyerahkan surat pengunduran diri kepada Presiden Sergio Mattarella, mengambil tanggung jawab penuh atas kekalahan tersebut.

“Pengalaman pemerintah saya berakhir di sini,” kata Renzi dalam pidato televisi untuk bangsa sebagai hasil menunjukkan suara ‘Ya’ pilihannya di jalur kekalahan referendum, demikian dilansir CNBC.

Apa yang pada awalnya referendum hanya dianggap biasa pada perubahan konstitusi telah berubah menjadi permainan taruhan tinggi dengan stabilitas politik dan ekonomi Italia dan akhirnya risiko bagi zona Eropa.

Pilihan suara “Ya” dalam referendum akan berarti bahwa hukum hanya akan membutuhkan persetujuan dari majelis rendah untuk pengesahan.

Renzi telah mempertaruhkan masa depan politiknya pada itu, dengan mengatakan ia akan mengundurkan diri jika suara “Ya” ditolak.

Pihak populis seperti Gerakan 5-Star telah berkampanye untuk suara “Tidak”, mengatakan perubahan konstitusi akan menyebabkan konsentrasi kekuasaan.

Pengunduran diri Renzi bisa menyebabkan pemungutan suara awal pada kuartal kedua atau ketiga 2017, menurut analis, dengan kekhawatiran dalam waktu dekat terfokus pada aset berisiko.

Beberapa analis mengatakan kepada CNBC pekan lalu percaya bahwa referendum di Italia juga bisa memicu krisis perbankan di Eropa.

Bank bermasalah Italia memegang hampir sepertiga dari 990 miliar euro (atau lebih dari $ 1 triliun) dari pinjaman yang belum dibayar di atas pemberi pinjaman zona euro, menurut data Bank Sentral Eropa.

14 bank Italia besar memiliki 286 miliar euro (lebih dari $ 300 miliar) kredit macet, surat utang dan off-balance sheet item. Sektor perbankan Italia membukukan hasil buruk tahun ini, turun 48 persen pada awal 2016.

Tingginya tingkat pinjaman buruk yang mengakibatkan krisis keuangan zona eropa, dan apa yang lebih buruk adalah bahwa mereka menghentikan bank dari lebih banyak pinjaman, yang bisa mengguncang ekonomi Italia.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*