Mata Uang Tunggal ASEAN Dipercaya Dapat Kurangi Dominasi Dolar AS

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Mata uang tunggal ASEAN jika direalisasikan dinilai akan mampu menekan dan mengurangi dominasi dolar AS sekaligus potensial mendorong terjadinya kesetaraan mata uang ASEAN di pasar global.

“Penyatuan mata uang ini jelas akan mengurangi dominasi dolar AS dan juga membentuk kesetaraan mata uang ASEAN dengan mata uang dunia lainnya,” kata Corporate Communication PT Bank Panin Syariah Subeni di Jakarta, Selasa.

Dengan integrasi mata uang menurut dia bukan tak mungkin, perdagangan minyak di kawasan ASEAN akan ditetapkan dengan menggunakan uang tunggal ASEAN, menggantikan dolar Amerika. Ia menambahkan keuntungan pengunaan uang tunggal ASEAN juga akan dirasakan oleh negara-negara tetangga ASEAN, seperti Tiongok, India, dan Jepang.

“Di mana 2015 disinyalir menjadi kebangkitan era big data dan teknologi informasi, tentunya negara-negara tetangga ASEAN akan sangat gencar berinteraksi dan bertransaksi dengan negara-negara ASEAN,” katanya.

Subeni berpendapat penggunaan mata uang tunggal yang menggantikan dominasi dolar Amerika, dengan kurs yang akan lebih stabil, akan meningkatkan margin penjualan mereka. Dari sisi konsumen pun diuntungkan, sangat dimungkinkan konsumen akan mendapatkan harga yang lebih murah.

Meskipun banyak pihak pesimistis dengan penerapan mata uang tunggal ASEAN lantaran berkaca pada kegagalan Euro di Uni Eropa namun Subeni berpendapat sejatinya penerapan mata uang tunggal mendatangkan sejumlah keuntungan.

Pertama kata dia tentu saja untuk mempermudah terjadinya transaksi antar negara-negara anggotanya sehingga akan meningkatkan aktivitas perekonomian. “Selanjutnya hal ini jelas akan menurunkan biaya berbagai transaksi tersebut dan ini akan memberikan keuntungan untuk masing-masing pihak,” katanya.

Konsumen, menurut dia, dalam hal ini masyarakat akan diuntungkan karena menekan harga barang akibat konversi antar-mata uang. Subeni menegaskan perlunya pentahapan yang sistematis untuk menerapkan mata uang tunggal di ASEAN agar tidak kemudian gagal seperti Euro di Uni Eropa.

“Kita masih perlu waktu dan perlu duduk bersama sebelum memberlakukan mata uang tunggal di ASEAN,” katanya.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*