Mata Uang Asia Berotot terhadap Dolar AS

INILAHCOM, Tokyo – Mata uang negara-negara berkembang menguat di perdagangan Asia pada Senin (18/1/2016), setelah bank sentral Tiongkok (PBoC) menaikkan kurs referensi harian mata uang yuan terhadap dolar.

Pasar kini gelisah menunggu rilis data pertumbuhan ekonomi Tiongkok kuartal keempat tahun lalu pada Selasa, dengan para analis yang disurvei oleh AFP memperkirakan tingkat pertumbuhan paling lambat dalam 25 tahun selama 2015 secara keseluruhan, dan pelambatan lebih lanjut tahun ini.

Prediksi median dalam jajak pendapat dari 18 ekonom menempatkan ekspansi di 6,9 persen pada 2015 — turun dari 7,3 persen pada tahun sebelumnya.

Pada Senin, PBoC meningkatkan kurs referensi acuan untuk yuan sebesar 0,07 persen — terbesar sejak pertengahan bulan lalu.

Mata uang negara-negara berkembang, termasuk won Korea Selatan dan baht Thailand, membukukan keuntungan terhadap dolar menyusul penetapan suku bunga acuan yuan.

Dolar Taiwan juga naik setelah presiden terpilih Tsai Ing-wen berjanji akan memperbaiki ekonomi negara itu yang lesu.

Pelemahan yuan baru-baru ini telah menjadi kontributor utama terhadap gejolak di pasar saham global yang telah menandai awal 2016.

Namun, para analis memperingatkan putaran lain volatilitas pasar dan berlanjutnya kegelisahan di pasar.

“Kekhawatiran tentang Tiongkok, The Fed dan pertumbuhan global cenderung mendorong pasar saham melemah dan bergejolak dalam jangka pendek,” Shane Oliver, kepala strategi investasi AMP Capital Investors yang berbasis di Sydney, mengatakan kepada Bloomberg News.

“Volatilitas diperkirakan akan tetap tinggi,” tambah Oliver.

Dolar menguat terhadap yen pada Senin, naik menjadi 117,28 yen dari 116,96 pada Jumat di New York.

Unit Jepang secara biasanya dianggap sebagai aset “safe haven” di saat ketidakpastian atau gejolak geopolitik dan ekonomi.

Euro jatuh ke 1,0893 dolar dari 1,0916 dolar di perdagangan AS, sementara naik menjadi 127,76 yen dari 127,68 yen.

Para investor sedang menunggu pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) minggu ini, setelah meluncurkan langkah-langkah kebijakan moneter segar bulan lalu yang secara luas dianggap mengecewakan.

Won naik 0,22 persen terhadap dolar, sementara baht sedikit menguat 0,12 persen dan dolar Taiwan ditambahkan 0,26 persen.

Dolar Singapura dan peso Filipina juga menguat terhadap mata uang AS. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*