Market Outlook May 1-5, 2017

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau lanjut menguat dan sempat mencapai rekor menembus level 5700 oleh fundamental ekonomi domestik yang baik dan sentimen bursa kawasan yang menaik, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 5,685.30, setelah sempat cetak rekor sebelumnya di 5,726.53.

Untuk minggu berikutnya (2-5 Mei), IHSG nampaknya masih punya potensi menanjak -setelah libur nasional Hari Buruh pada hari Senin  dengan tetap mencari indikasi dari pergerakan bursa regional. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5726 dan 5770, sedangkan support di level 5577 dan kemudian 5486.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat masih stabil dengan ada koreksi di pasar setelah penguatan sebelumnya karena fundamental ekonomi Indonesia, di mana secara mingguan rupiah sedikit melemah di level 13,320. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,365 dan 13,420, sementara support di level 13,260 dan 13,243.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; berikutnya rilis ISM Non-Manufacturing PMI, ADP Non-Farm Employment Change, dan Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan pengumuman Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan bertahan di level 1.00%; serta data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; ditutup dengan rilis Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Selasa sore; selanjutnya rilis Construction PMI Inggris pada Rabu sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Caixin Manufacturing PMI China dan pengumuman RBA Cash Rate pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 1.50%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar melemah tertekan oleh data inflasi zona Eropa yang memberikan lompatan bagi euro, namun dollar tetap lebih kuat terhadap yen Jepang, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau turun terbatas ke level 99.030.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau naik kuat karena inflasi pada posisi 5.5 bulan tertingginya ke level 1.0702. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0568 dan 1.0492 sementara resistance pada 1.0950 dan kemudian 1.1300.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat menguat ke level 1.2950 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2965 dan kemudian 1.3121, sedangkan support pada 1.2755 dan 1.2364.

USDJPY,  minggu lalu berakhir menguat ke level 111.45. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 115.62 dan 118.60, serta support pada 108.12 serta level 107.77.

AUDUSD, aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7573. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7439 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7609 dan 0.7778.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum dalam bias menguat walau masih seputar area konsolidasi dengan investor memerhatikan perkembangan situasi di di Semenanjung Korea serta bursa Wall Street yang fluktuatif. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menguat ke level 19,235. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19675 dan 20045, sementara support pada level 18200 dan lalu 17340. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir agak menguat sekitar level 24615. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24725 dan 24925, sementara support di  23723 dan 21220.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau agak menguat walaupun data pertumbuhan ekonomi Amerika di bawah ekspektasi pasar, namun ditunjang oleh laporan keuangan para emiten besar yang membaik. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat tipis ke level 20836.00, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21069 dan 21167, sementara support di level 20344 dan 19768. Index S&P 500 minggu lalu menguat tipis ke level 2360.82, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2398 dan 2400, sementara support pada level 2301 dan 2248.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau masih tetap stabil –dengan sedikit koreksi- di tengah turunnya dollar dan saham di bursa, sehingga berakhir dalam harga emas dunia terkoreksi tipis ke level $1268.40 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1295 dan berikut $1337, serta support pada $1239 dan $1195. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah tipis ke level Rp543,638.

Pasar investasi, kadang demikian, suatu saat seperti terpuruk. Situasi demikian kadang membuat investor gamang kapan untuk entry atau exit di pasar. Mau masuk, takut merosot lagi. Mau keluar, siapa tahu nanti pasar rebound. Tidak keluar, jangan-jangan profit bisa berbalik loss. Di sinilah perlunya analisis pasar, baik teknikal maupun fundamental. Kalau Anda masih kurang menguasainya, Anda harus belajar. Biaya belajar itu adalah sebuah investasi. Return-nya pasti lebih tinggi dan berdampak jangka panjang. Sekali lagi: jangan lupa belajar, dan belajar terus! Sukses bagi investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*