Market Outlook April 3-7, 2017

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau masih menguat sampai sempat melewati level 5600 dan kemudian terkoreksi oleh sentimen positifnya prospek ekonomi domestik Indonesia, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat ke level 5,568.11, setelah intraday-nya sempat menyentuh 5,606.

IHSG di kuartal pertama 2017 ini tercatat menguat 5.12% dengan mencetak rekor tertinggi barunya beberapa kali. Untuk minggu berikutnya (3-7 April), IHSG nampaknya masih dalam uptrend-nya dengan mencari peluang dari indikasi bursa regional. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5606 dan 5650, sedangkan support di level 5486 dan kemudian 5369.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat relatif stabil meskipun dollar AS sedang rebound di pasar global, di mana secara mingguan rupiah stabil di level 13,323. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,405 dan 13,520, sementara support di level 13,282 dan 13,270.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data ISM Manufacturing PMI pada Senin malam; diikuti dengan rilis FOMC Meeting Minutes, ADP Non-Farm Employment Change, ISM Non-Manufacturing PMI, dan Crude Oil Inventories, pada Rabu malam; berikutnya dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Non-Farm Employment Change dan Unemployment Rate.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing PMI Inggris pada Senin sore; selanjutnya rilis Services PMI Inggris pada Rabu sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa pengumuman RBA Rate Statement pada Selasa dini hari yang diperkirakan bertahan di level rendah 1.50%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar menguat pada posisi 10 hari terkuatnya oleh data ekonomi AS yang membaik dan tekanan jual atas euro, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 100.530.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau turun ke level 1.0668. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0492 dan 1.0340 sementara resistance pada 1.0905 dan kemudian 1.1300.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat menguat ke level 1.2528 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2107 dan kemudian 1.2014, sedangkan resistance pada 1.2615 dan 1.2705.

USDJPY,  minggu lalu berakhir menguat tipis ke level 111.31. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 115.62 dan 118.60, serta support pada 110.10 serta level 108.56.

AUDUSD, aussie dollar terpantau menguat terbatas ke level 0.7638. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7490 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7778 dan 0.7835.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum cenderung melemah oleh pelaku pasar yang concern dengan tidak jelasnya perkembangan Brexit. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 18,970. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19615 dan 20045, sementara support pada level 18220 dan lalu 17340. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah terbatas ke level 24111. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24656 dan 24925, sementara support di  23490 dan 21220.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau kali ini terkoreksi kembali sementara investor sedang mencerna sejumlah data ekonomi, namun secara kuartalan bursa AS telah memberikan gain setidaknya 4.6%. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah ke level 20555.09, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21167 dan 21250, sementara support di level 20445 dan 19768. Index S&P 500 minggu lalu melemah tipis ke level 2337.62, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2400 dan 2500, sementara support pada level 2310 dan 2248.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau agak stabil yang memberikan gain kuartalan terbaik dalam setahun terakhir oleh ketidakjelasan situasi politik di Amerika dan Eropa, sehingga berakhir dalam harga emas dunia stabil seputar level $1247.30 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1263 dan berikut $1337, serta support pada $1195 dan $1127. Di Indonesia, harga emas terpantau agak melemah ke level Rp535,048.

Variasi pasar kembali menampakkan dirinya belakangan ini. Di tengah ketidakpastian politik di Amerika atau krisis ekonomi yang masih membayang di Eropa, sejumlah pasar tampil dalam bias bullish. Gejolak pasar kalau kita perhatikan bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya. Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*