Market Outlook 6 – 10 February 2017

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau menguat kembali berupaya menembus fase konsolidasi walaupun bursa kawasan banyak yang terkoreksi, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat tipis 0.8% ke level 5,360.77. Untuk minggu berikutnya (6-10 Februari), IHSG berpeluang melewati resistance terdekat oleh sinyal positif terakhirnya dari bursa global. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5376 dan 5490, sedangkan support di level 5228 dan kemudian 5022.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat agak terkoreksi terhadap dollar sebagian oleh tindakan ambil untung pelaku pasar, di mana secara mingguan rupiah melemah terbatas ke level 13,338. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,520 dan 13,615, sementara support di level 13,270 dan 13,160.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam; diakhiri dengan rilis Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Manufacturing Production m/m Inggris pada Jumat sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa pengumuman Cash Rate bank sentral Australia RBA pada Selasa pagi yang diperkirakan bertahan di level 1.50%; kemudian Official Cash Rate bank sentral Selandia Baru RBNZ pada Kamis dini hari yang diperkirakan bertahan di level 1.75%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar berlanjut dalam koreksi di tengah concern pasar bahwa pemerintahan Trump cenderung mendukung dollar yang lebih lemah, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau turun ke level 99.700.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau naik ke level 1.0778. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0580 dan 1.0340 sementara resistance pada 1.0875 dan kemudian 1.1300.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat turun ke level 1.2482 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2253 dan kemudian 1.2014, sedangkan resistance pada 1.2775 dan 1.3445.

USDJPY,  minggu lalu berakhir melemah ke level 112.68. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 118.60 dan 120.02, serta support pada 112.06 serta level 111.35.

AUDUSD, aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7560. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7510 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7778 dan 0.7835.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah sementara bank sentral China (PBOC) secara mengejutkan menaikkan suku bunga repo-nya ke level 2.35%. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 18,990. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19595 dan 20045, sementara support pada level 18220 dan lalu 17340. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 23129. Minggu ini akan berada antara level resistance di 23397 dan 24065, sementara support di  21220 dan 20990.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau menguat walau terbatas oleh kenaikan data lapangan pekerjaan yang melebihi perkiraan. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat tipis ke level 19996.61, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 20122 dan 20200, sementara support di level 19612 dan 19053. Index S&P 500 minggu lalu menguat terbatas ke level 2269.34, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2300 dan 2400, sementara support pada level 2212 dan 2175.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau bangkit menguat oleh berlanjutnya pelemahan mata uang dollar, sehingga berakhir dalam harga emas dunia naik ke level $1219.03 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1233 dan berikut $1292, serta support pada $1180 dan $1127. Di Indonesia, harga emas terpantau menguat tipis ke level Rp522,397.

Memasuki bulan kedua di tahun 2017 ini, gairah investasi di berbagai pasar tetap terlihat marak. Pasar bergerak tanda bahwa investor sedunia melihat adanya potensi profit untuk perdagangan dan pilihan investasi saat ini. Sementara itu, sebagian investor masih terus berpandangan ini bukan waktu yang pas dengan melihat konsolidasi pasar yang kelihatannya cenderung terjadi. “Takut salah langkah,” demikian pikir mereka. “Fear” atau ketakutan seringkali menjadi faktor penghambat dalam psikologis perdagangan. Acapkali sebenarnya ini sebenarnya gambaran dari ketidaktahuan situasi dan kondisi pasar. Dari pada serba menebak, lebih baik Anda bergabung dengan komunitas membership vibiznews.com. Pasar yang abu-abu akan menjadi terang benderang. Bagi para member, kami sampaikan terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

 

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*