Market Outlook 20-24 Februari 2017

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau cukup fluktuatif dan berakhir agak melemah kembali oleh aksi ambil untung investor, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah tipis ke level 5,350.93, setelah sempat bertengger di 5418. Untuk minggu berikutnya (20-24 Februari), IHSG Nampak masih konsolidasi namun berpeluang rebound dengan harapan positifnya bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5420 dan 5490, sedangkan support di level 5294 dan kemudian 5228.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat cenderung stabil di tengah pergerakan dollar yang juga terbatas di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah tipis saja ke level 13,320. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,520 dan 13,615, sementara support di level 13,255 dan 13,160.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data FOMC Meeting Minutes pada Kamis dini hari; diikuti dengan data tenaga kerja Unemployment Claims dan Crude Oil Inventories pada Kamis malam; kemudian rilis New Home Sales pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data Second Estimate GDP q/q Inggris pada Rabu sore.
  • Dari kawasan Asia Australia: tidak ada rilis data penting pada minggu ini.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar masih menguat oleh data ekonomi yang baik untuk penjualan retail dan IHK (Indeks Harga Konsumen)-nya, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik tipis ke level 100.860.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau turun terbatas ke level 1.0607. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0520 dan 1.0340 sementara resistance pada 1.0825 dan kemudian 1.1300.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat stabil sekitar level 1.2420 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2253 dan kemudian 1.2014, sedangkan resistance pada 1.2705 dan 1.3445.

USDJPY,  minggu lalu berakhir melemah ke level 112.91. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 115.62 dan 118.60, serta support pada 111.58 serta level 111.35.

AUDUSD, aussie dollar terpantau melemah terbatas ke level 0.7667. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7510 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7778 dan 0.7835.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed karena campurnya pengaruh apresiasi mata uang Yen dan penguatan di bursa Wall Street. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah ke level 19,234. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19615 dan 20045, sementara support pada level 18220 dan lalu 17340. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 24033. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24065 dan 24365, sementara support di  21220 dan 20990.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau kembali mencetak rekor tertingginya oleh aktifnya investor masuk pasar karena positif terhadap program perpajakan Trump. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat ke level 20470.44, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 20640 dan 21200, sementara support di level 19768 dan 19612. Index S&P 500 minggu lalu menguat dalam rekor kembali ke level 2351.16, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2400 dan 2470, sementara support pada level 2248 dan 2212.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau masih menanjak perlahan oleh terkoreksinya mata uang dollar, sehingga berakhir dalam harga emas dunia naik tipis ke level $1235.88 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1245 dan berikut $1292, serta support pada $1180 dan $1127. Di Indonesia, harga emas terpantau menguat ke level Rp529,984.

Para pembaca barangkali telah melihat bahwa isyu kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral global begitu kerap mewarnai dan menggerakkan pasar, kadang mendatangkan bearish pasar, kadang mendorong rally-nya. Isyu suku bunga dan paket stimulus di antara ketidakjelasan masa depan ekonomai global merupakan satu major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar. Pergolakan ekonomi dunia nampaknya masih akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya. Kita juga akan melihat sejumlah isyu lain yang dapat menggerakkan pasar nantinya. Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail.  Baiklah, terima kasih karena telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

ditor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*