Market Outlook 17-21 October 2016

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau mengalami penguatan terpengaruh sebagian bursa saham regional yang menanjak sementara dana asing masih terus masuk ke bursa domestik, sehingga secara mingguan bursa ditutup menguat tipis ke level 5,399.89. Untuk minggu berikutnya (17-21 Oktober), IHSG terlihat masih konsolidasi dengan bias yang positif. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5482 dan 5526, sedangkan support di level  5275 dan kemudian 5128.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat agak melemah sementara mata uang USD sedang menguat di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 13,030. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,165 dan 13,232, sementara support di level 12,926 dan 12,845.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat dalam posisi penguatan mingguan dalam 3 pekan berturut oleh sentimen tax amnesty dan sedikit pelemahan dollar, di mana secara mingguan rupiah menguat ke level 12,982. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,012 dan 13,077, sementara support di level 12,924 dan 12,856.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini ada sejumlah data yang perlu diperhatikan pasar. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core CPI m/m pada Selasa malam; dilanjutkan dengan rilis Crude Oil Inventories pada Rabu malam; diikuti dengan data tenaga kerja Unemployment Claims dan rilis Philly Fed Manufacturing Index pada Kamis malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data inflasi CPI y/y Inggris pada Senin sore; diteruskan dengan rilis tenaga kerja Claimant Count Change Inggris pada Rabu sore; disambung dengan pengumuman Minimum Bid Rate dari ECB Eropa pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level rendah 0.00%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data GDP q/y China pada Selasa pagi; berikutnya pengumuman RDG BI tentang suku bunga BI 7-day repo pada hari Kamis siang yang kemungkinan akan bertahan di level 5.00%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat menguat karena data ekonomi AS, seperti retail sales, yang membaik sehingga mendorong perkiraan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunganya pada Desember nanti, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau naik ke level 98.040, di level tujuh bulan tertingginya.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau turun ke level 1.0972. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0950 dan 1.0820 sementara resistance pada 1.1280 dan kemudian 1.1365.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat melorot terus ke level 1.2169 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2014 dan kemudian 1.2000, sedangkan resistance pada 1.2785 dan 1.3445.

USDJPY,  minggu lalu berakhir menguat ke level 104.22. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 105.70 dan 107.55, serta support pada 99.55 serta level 96.57.

AUDUSD, aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7596. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7405 dan 0.7285, sementara resistance level di 0.7765 dan 0.7850.

Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed karena agak berimbangnya data posisitf dan negatif bagi pasar. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau mengalami penguatan ke level 16856. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 17620 dan 18565, sementara support pada level 16285 dan lalu 15905. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 23233. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24365 dan 25660, sementara support di 22695 dan 21715.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir melemah karena rilis pendapatan (earnings) dari korporasi bursa yang kurang menggembirakan, namun sempat naik di akhir pekan karena data ekonomi. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah ke level 18,138.66, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18667 dan 19050, sementara supportdi level 17985 dan 17710. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2,127.01 dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2194 dan 2220, sementara support pada level 2114 dan 2073.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah oleh penguatan lanjutan mata uang dollar, sehingga berakhir dalam harga emas dunia yang melemah ke level $1251.20 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1345 dan berikut $1376, serta support pada $1235 dan $1200. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp525,940.

Anda mungkin telah menyimak cukup derasnya dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia yang mendongkrak performa rally bursa. Pada waktu sebelumnya pernah pula terlihat bagaimana arus modal yang ke luar dapat menyebabkan bursa seperti terhempas. Memang demikianlah pergerakan dana investasi global. Begitu cepatnya mengalir ke berbagai instrument investasi menembus batas-batas antar negara. Begitu cepat masuk, mampir, dan begitu cepat pula keluar atau mengalami “switching” dari satu asset ke asset lainnya serta dari satu negara ke negara lainnya. Itu sebabnya kita perlu mempelajari dinamika portfolio investasi, baik dari sisi jenis, jangka waktu, tingkat risiko, typical, dll. Simak terus vibiznews.com dan jadilah investor yang sukses. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*