Market Outlook 13-17 March 2016

Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau masih dalam konsolidasi sementara pergerakan bursa kawasan kembali dalam bias melemah, sehingga secara mingguan bursa ditutup melemah tipis saja ke level 5,390.68.

Untuk minggu berikutnya (13-17 Maret), IHSG nampaknya di antara fase konsolidasi berpeluang kembali menyentuh resistant terdekat. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di posisi 5430 dan 5490, sedangkan support di level 5294 dan kemudian 5228.

Mata uang rupiah seminggu lalu terlihat agak menguat dan masih cenderung stabil di tengah pergerakan dollar yang dalam konsolidasi, di mana secara mingguan rupiah menguat tipis ke level 13,376. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 13,405 dan 13,520, sementara support di level 13,282 dan 13,270.

Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:

  • Dari kawasan Amerika:berupa rilis data PPI m/m pada Selasa malam; diikuti dengan rilis Core CPI m/m, Core Retail Sales m/m, serta Crude Oil Inventories pada Rabu malam; kemudian pengumuman Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan akan naik 25 bp menjadi 1.0%; berikutnya data tenaga kerja Unemployment Claims dan Philly Fed Manufacturing Index; diakhiri dengan rilis Prelim UoM Consumer Sentiment pada Jumat malam.
  • Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa pidato ECB President Draghi pada Senin sore; disambung dengan rilis data Claimant Count Change Inggris pada Rabu sore; selanjutnya rilis MPC Official Bank Rate Votes serta pengumuman Official Bank Rate BOE pada Kamis sore yang diperkirakan bertahan di level sangat rendah 0.25%.
  • Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis data Industrial Production y/y China pada Selasa pagi; dilanjutkan dengan pengumuman BOJ Policy Rate (Jepang) pada Kamis pagi yang diperkirakan bertahan di level sangat rendah -0.1%, serta pengumuman BI 7-Day Repo Rate (RR) pada Kamis siang yang kemungkinan bertahan di level 4.75%.

Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar pada fase konsolidasi sementara euro bias menguat oleh perkiraan bahwa ECB akan mulai menaikkan suku bunganya, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau stabil dengan naik tipis ke level 101.350.

EURUSD, pekan lalu euro dollar terpantau naik pada tiga minggu tertingginya ke level 1.0685. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0492 dan 1.0340 sementara resistance pada 1.0825 dan kemudian 1.1300.

GBPUSD,  minggu lalu terlihat melemah ke level 1.2172 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level support pada 1.2014 dan kemudian 1.1986, sedangkan resistance pada 1.2585 dan 1.2705.

USDJPY,  minggu lalu berakhir menguat ke level 114.75. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 115.62 dan 118.60, serta support pada 111.58 serta level 111.35.

AUDUSD, aussie dollar terpantau melemah ke level 0.7545. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7510 dan 0.7288, sementara resistance level di 0.7778 dan 0.7835.

Bursa Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum dalam konsolidasi oleh terbatasnya info penggerak pasar yang berarti sementara perkiraan investor bertambah bahwa the Fed akan menaikkan suku bunganya pada bulan ini. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau melemah tipis ke level 19,105. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 19615 dan 20045, sementara support pada level 18220 dan lalu 17340. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir stabil seputar level 23568. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24200 dan 24365, sementara support di  23490 dan 21220.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau memangkas gain selama empat minggu terakhir sementara pasar mencermati hasil pertemuan the Fed pada minggu ini, kuatnya data tenaga kerja kurang memengaruhi pergerakan saat ini. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah ke level 20824.64, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 21167 dan 21250, sementara support di level 20445 dan 19768. Index S&P 500 minggu lalu melemah tipis ke level 2345.66, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2400 dan 2500, sementara support pada level 2328 dan 2248.

Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau masih dalam tekanan turun dengan dollar yang masih cukup kuat di pasar, sehingga berakhir dalam harga emas dunia turun ke level $1204.26 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1263 dan berikut $1337, serta support pada $1180 dan $1127. Di Indonesia, harga emas terpantau melemah ke level Rp517,106.

Pasar kadangkala berpola tidak jelas, bahkan bisa dalam sideways atau konsolidasi yang panjang. Apakah itu berarti undur dari pasar bagi seorang investor? Belum tentu juga. Pasar demikian kadang malah menarik untuk para pelaku pasar jangka pendek. Dengan mengandalkan analisis teknikal yang tepat bisa mengoleksi kumpulan profit sana-sini. Sangat memungkinkan. Namun, lagi-lagi, ketersediaan waktu bisa merupakan kendala besar bagi seorang investor apalagi mereka yang masih ada pekerjaan utama sehari-harinya. Untuk isyu demikian, vibiznews bisa menggantikan Anda dalam analisis pasar secara kontinyu, nyaris tanpa henti sepanjang minggu. Untuk Anda para members loyal, disampaikan terimakasih telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

By Alfred Pakasi ,

CEO Vibiz Consulting
Vibiz Consulting Group

 

 

 

Editor: Jul Allens


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*