Lonjakan Laba Sawit, Saham SGRO Jadi Pilihan

INILAHCOM, Jakarta Secara mengejutkan, pendapatan sebagian besar emiten kelapa sawit melonjak tajam hingga lebih dari 100% pada 2014. Salah satunya SGRO. Inilah target harga sahamnya.

Pada kuartal pertama di tahun 2015, ekspor minyak sawit dari Indonesia di luar ekspektasi yang ternyata membukukan kenaikan. Pengiriman minyak sawit, termasuk minyak mentah dan olahan, naik 13,7% menjadi 5,6 juta ton pada periode Januari-Maret dari tahun lalu karena terjadi peningkatan permintaan.

“Ini terjadi karena adanya lonjakan kenaikan permintaan dari pembeli utama, khususnya China,” kata Viviet S Putri, analis AMCapital Securitieskepada INILAHCOM, di Jakarta.

Sepanjang tahun 2014, pendapatan dari sebagian besar perkebunan kelapa sawit melonjak tajam hingga lebih dari 100%. “Lonjakan laba bersih ini terutama didukung oleh penurunan rugi kurs karena adanya penguatan mata uang dolar AS terhadap rupiah,” ujarnya.

Dikarenakan harga Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya terus mengalami penurunan, sebagian perkebunan kelapa sawit juga mulai berfokus ke pasar dalam negeri serta berharap pada realisasi penerapan kebijakan industri biodiesel.

Pada kuartal pertama ini,Viviet melihat potensi kenaikan pendapatan dari industri perkebunan kelapa sawit akan lebih didorong oleh peningkatan volume produksi. “Kenaikan itu sebagai hasil dari kenaikan dari tandan buah segar siap petik dari tanaman yang memasuki siklus dewasa pada sebagian perusahaan,” papar dia.

Meskipun demikian, harga CPO untuk penjualan dalam negeri pada kuartal pertama 2015 rata-rata turun 12% menjadi Rp7,760 per kg dibandingkan Rp8,950 per kg pada periode yang sama di 2014. Harga minyak inti sawit alias PKO(Palm Kernel Oil), juga mengalami penurunan rata-rata 13,2% menjadi Rp5.023 per kg dari Rp5.788 per kg.

Sebelumnya, para pelaku industri yang tergabung dalam gabungan pengusaha kelapa sawit (Gapki) hanya memperkirakan adanya pertumbuhan ekspor sebesar 2,5 % menjadi 22,3 juta ton pada tahun ini dengan alasan karena terjadi perlambatan ekonomi di China.

Di atas semua itu, untuk saham pilihannya, dia rekomendasikan beli saham PT Sampoerna Agro (SGRO) dengan target harga di Rp2.100. “SGRO sepanjang tahun 2014 berhasil membukukan kenaikan laba bersih 190% menjadi Rp350 miliar dari Rp120 miliar,” papar dia.

Pertumbuhan laba bersih ini didukung oleh penjualan yang meningkat 26,6% menjadi Rp3.24 triliun dari Rp2,5 triliun. Namun demikian, yang perlu dicermati adalah, kelapa sawit memasuki siklus penurunan produksi yang selalu terjadi di awal tahun. “Atas dasar ini, pendapatan SGRO juga diperkirakan akan mengalami sedikit penurunan pada kuartal I-2015 ini,” imbuhnya.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*