Laju harga minyak tertopang menipisnya cadangan

JAKARTA. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik untuk hari kedua pasca kejatuhan tajam. Minyak terkerek akibat jatuhnya stok minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Kontrak berjangka WTI pengiriman Agustus 2014 di New York Mercantile Exchange, Kamis (17/7) pukul 15.00 naik 0,14% dibandingkan hari sebelumnya di level US$ 101,35 per barel. Minyak mencatatkan kenaikan 1,39% dalam dua hari terakhir. Harga minyak telah naik 3,1% sepanjang tahun ini. Brent untuk pengiriman September 2014 di ICE Futures Europe seharga 4 sen lebih tinggi di level US$ 107,21 per barel.

Stok minyak mentah menyusut 7.530.000 barel pekan lalu. Ini merupakan penyusutan terbesar sejak Januari. Energy Administration Information (EIA) mengatakan, kilang minyak yang beroperasi sebesar 93,8% dari kapasitas.

“Berkurangnya pasokan minyak mentah menunjukkan meningkatnya permintaan. Seratus dollar adalah batas psikologis dan kita akan melihat sedikit koreksi,” kata Jonathan Barratt, Kepala Investasi Ayers Alliance Securities di Sydney. Ia memprediksi, investor dapat membeli kontrak WTI jika harga naik ke US$ 102,70 per barel.

Daru Wibisono, analis PT Monex Investindo Futures mengatakan, minyak rebound setelah akumulasi penurunan tajam pada Selasa (15/7) hingga ke level US$ 99 per barel. Pulihnya harga minyak ini antara lain didorong oleh aksi spekulan yang membeli di saat harga rendah. Di sisi lain, harga minyak kembali bergerak di level kondusif karena ketegangan geopolitik tidak semakin mengkhawatirkan. Pihak Hamas telah melakukan gencatan senjata dengan Israel.

“Harga minyak akan terjaga di atas level US$ 100 per barel apabila ketegangan Timur Tengah dan Gaza mencuat kembali. Saat ini, AS akan memberikan sanksi terhadap Rusia dan ini memberi dorongan bagi minyak,” jelas Daru.

Untuk diketahui, Pemerintahan Obama bersama Uni Eropa menjatuhkan sanksi kepada bank-bank Rusia. Sanksi juga disematkan kepada OAO Rosneft, perusahaan minyak terbesar Rusia dan produsen gas alam OAO Novatek. Hal ini merupakan upaya terbaru untuk menghukum Rusia atas polemik di Ukraina.

Editor: Barratut Taqiyyah


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*