Lahan Warga Belum Dibebaskan PT Semen Indonesia

INILAHCOM, Banda Aceh – Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) menyebutkan, ratusan hektar lahan warga belum dibebaskan oleh PT Semen Indonesia di Kabupaten Pidie, provinsi paling ujung barat Sumatera.

“Infomasi yang kami himpun dari sejumlah warga Kule, Kabupaten Pidie tepatnya sekitar pembangunan pabrik semen ratusan hektar lahan warga belum dibebaskan oleh PT Semen Indonesia,” kata Ketua YARA Safaruddin, Sabtu (10/6/2017), di Banda Aceh.

Menurut dia, pembangunan pabrik semen di Kabupaten Pidie direncanakan kapasitas produksinya sampai 3 juta ton/ tahun sudah masuk dalam tahap prakonstruksi dan masih terkendala dengan berbagai persoalan dan diantaranya lahan warga sekitar.

Lebih lanjut, ia menyampaikan, sejumlah warga Kulee mendatangi YARA dan menyampaikan keluhan tentang lahan mereka yang belum di berikan ganti rugi oleh perusahaan (PT Semen Indonesia) dan warga di sekitar pembangunan pabrik semen masih mengkhawatirkan dampak dari pembangunan pabrik semen tersebut.

“Kami akan menyurati PT Semen Indonesia agar segera menyelesaikan permasalahan lahan dengan masyarakat agar dalam oprasionalnya nanti tidak terjadi konflik dengan masyarakat disekitarnya,” katanya.

Ketua YARA mengakui, atas pengaduan warga tersebut pihaknya melakukan investigasi lapangan terhadap pembangunan pabrik semen itu dan ada empat dampak yang perlu diperhatikan dengan serius dan ini penting bagi keberlangsungan pemukiman serta alam sekitarnya.

Kemudian ia juga menyampaikan, pembangunan pabrik semen tersebut berdampak terhadap penurunan kualitas udara dengan penurunan kualitas udara oleh debu kederaan yang lalu-lalang disikitar serta debu semen, kadar gas SO2 dan NO yang bersumber dari kegiatan pabrik dari pembakaran batu bara yang dikeluarkan dari cerobong pabrik (emisi), pengantongan semen pengisian semen curah dengan kapal dan penghacuran bahan baku.

Ketua YARA menambahkan, dampak lainnya kebisingan yang berasal dari Generator Listrik, proses penghacuran bahan baku dan penggililngan semen, selain itu tingkat getaran yang di timbulkan juga akan mempengaruhi sampai ke pemukiman, apalagi pada saat proses penggunaan bahan peledak untuk batuan yang keras dan hilir mudiknya trasportasi kenderaan pabrik yang melewati pemukiman Dijelaskannya, pembangunan pabrik semen tersebut juga berdampak terhadap hidrologi yang disebabkan oleh penggunaan air sungai Krueng Bieheu, Kabupaten Pidie untuk keperluan industri semen dan air sungai yang debitnya relatif kecil (sekitar 100 liter/detik) apalagi pada saat musim kemarau akan semanakin menurun akan sangat berdampak dengan kebutuhan air yang akan di gunakan oleh pabrikasi semen yang kapasitas produksinya ditargetkan 3 juta ton/ tahun dengan kebutuhan rata rata air sekitar 50-60 liter/detik.

“Ini akan menimbulkan permasalahan bagi masyarakat sekitar yang selama ini menggunakan air sungai tersebut untuk kebutuhan seperti MCK. Selain itu kualitas air tanah juga akan turut mempengaruhi dari kegiatan pabrik semen,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya mengakui akan melakukan pengawasan publik dalam proses yang di adukan oleh masyarakat tersebut, dan ia meminta kepada Pemerintah setempat agar melakukan pengawasan terpadu terhadap pembangunan pabrik tersebut sesuai dengan komitmen yang di sampaikan oleh PT Semen Indonesia Aceh dalam dokumen AMDAL terpadu, Rencana Penggelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), sehingga keberadaan pebrik semen di Pidie dapat memberikan dampat positif bagi masyarakat.

Sebelumnya, Pejabat PT Semen Indonesia Aceh menyampaikan, pembangunan pabrik semen di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh akan menggunakan teknologi mutakhir dan ramah lingkungan “Pabrik yang dibangun ini didesain dengan mengadopsi teknologi mutakhir yang mengedepankan efisiensi dan ramah lingkungan,” kata Kadep Perluasan Bahan Baku PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Doni Avianto.

Manajemen PT Semen Indonesia juga menjelaskan, pabrik semen tersebut tidak menggunakan sistem blasting atau pengeboman atau getaran, tetapi menggunakan sistem surfaceminer atau tambang permukaan.

“Artinya, kami tidak menggunakan pengeboman untuk pengambilan bahan baku,” katanya lagi.

Pabrik yang dibangun pertengahan 2016 di kawasan Kecamatan Batee dan Muara Tiga Kabupaten Pidie diatas lahan seluas 1.500 hektar tersebut katanya ramah lingkungan dan tidak akan ada getaran.

“Semen ini nantinya diberi nama Semen Indonesia Aceh melibatkan perusahaan lokal dan pembangunan pabrik direncanakan selesai 2019 dan 2020 akan beroperasi serta menampung sekitar 3000 tenaga kerja,” sebut Direktur Utama PT Semen Indonesia Suparni. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*