Kuartal III-2016, Laba Adaro Tumbuh 23 Persen

INILAHCOM, Jakarta-PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mencatatkan laba bersih naik 23% menjadi AU$281 juta pada kuartal III-2016.

Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Bapak Garibaldi Thohir mengatakan selain laba, pendapatan usaha mencapai AU$1.778 juta, turun 16% dari periode yang sama tahun lalu, karena harga jual rata-rata menurun 14% dan volume penjualan sedikit menurun hingga mencapai 40 Mt.

Produksi batubara tercatat 39,3 Mt pada Sembilan bulan terakhir posisi yang baik untuk mencapai target produksi yang ditetapkan sebesar 52 sampai 54 Mt untuk tahun 2016.

Pemulihan yang terjadi di pasar batubara adalah hal yang menggembirakan, di mana reaksi suplai masih berlanjut dan permintaan bergerak menyusul suplai untuk mendukung pergerakan pasar menuju penyeimbangan kembali.

“Kami meyakini bahwa Adaro berada di waktu dan tempat yang tepat untuk menangkap momentum ini karena perusahaan telah meningkatkan basis sumber daya dan portofolio produknya. Kami juga optimis dengan prospek batubara di jangka panjang, terutama di Indonesia dan wilayah Asia Tenggara lainnya. Kinerja perusahaan yang positif mencerminkan ketahanan model bisnis dan upaya efisiensi yang berkelanjutan, serta kesempurnaan operasionalnya,” ujar dia di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Menurut dia, Adaro melanjutkan upaya-upaya disiplin dan efisiensi biaya pada operasinya, sehingga pada periode ini, beban pokok pendapatan turun 22% dari periode yang sama tahun lalu. Perusahaan juga telah melakukan lindung nilai terhadap sekitar 30% kebutuhan bahan bakarnya untuk sisa tahun ini pada harga yang lebih rendah daripada harga yang dianggarkan untuk tahun 2016.

Sementara, kata dia, EBITDA operasional tetap kuat pada angka US$625 juta, atau naik 10% dibandingkan tahun lalu, sehingga menunjukkan ketahanan kinerja laba dari operasi. Marjin EBITDA operasional

tercatat sebesar 35,2%, yang tetap merupakan salah satu yang tertinggi di antara para produsen batubara Indonesia. Adaro berada di posisi yang baik untuk mencapai target EBITDA operasional sebesar US$450 juta sampai US$700 juta.

“Total aset turun 1% menjadi US$6.134 juta. Aset lancar naik 14% menjadi US$1.422 juta, terutama akibat kenaikan saldo kas. Aset non lancar turun 5% menjadi US$4,712 juta.

Perusahaan menerapkan strategi untuk terus menjaga kas dan mempertahankan arus kas yang solid,” jelas dia. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*