KPR Masih Loyo Meski Jor-joran Bunga

JAKARTA – Bank jor-joran menawarkan bunga murah untuk mengenjot penyaluran kredit pemilikan rumah. Namun, strategi itu belum mampu mengerek pertumbuhan pembiayaan pada sektor tersebut.

Menurut data dari analisis uang beredar Bank Indonesia (BI) per Februari 2017, ada perlambatan pertumbuhan kredit yang disalurkan melalui skema kredit pemilikan rumah (KPR), kredit pemilikan apartemen (KPA) serta real estate.

KPR dan KPA tercatat tumbuh 7,4% (year on year/yoy), melambat jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 8,3%.

Secara akumulasi, kredit yang disalurkan pada sektor properti mengalami perlambatan meskipun tipis. Kredit pada Februari 2017 tercatat sebesar Rp706,2 triliun, tumbuh 15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan itu lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tumbuh 15,1% (yoy).

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja menyampaikan bahwa penyaluran KPR perseroan meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“KPR Maret 2017 itu sebesar Rp65,05 triliun, sedangkan Maret tahun sebelumnya itu Rp59,87 triliun, naik 8,64%,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Senin (11/4).

Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk. Lani Darmawan mengatakan penyaluran KPR perseroan menunjukkan adanya peningkatan.

“Di kami masih berkembang pada kuartal I sekitar 7,5% . Kami menargetkan sekitar 8%-10% growth tahun ini,” tutur Lani.

Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, perseroan akan memberikan pemanis kredit, seperti proses cepat dan harga bersaing. “Kami juga meningkatkan kerja sama dengan para rekanan developer serta property agent.”

Beberapa waktu yang lalu, Direktur Keuangan dan Treasuri PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Iman Nugroho Soeko menyampaikan penopang utama perbaikan kredit perseroan pada kuartal awal tahun ini antara lain KPR, khususnya KPR subsidi.

“KPR subsidi itu yang jadi bantalan karena bunganya kan 5%, jadi permintaannya tinggi, sedangkan bank lain KPR-nya kebanyakan high end. Selain itu kami punya strategi memperbaiki supply menjadi dalam bentuk construction loan,” katanya.

Secara tahunan, BTN masih percaya diri mampu mencapai target pertumbuhan kredit 21%-23% sampai akhir 2017, dengan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dijaga di kisaran 4,5% – 5%.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Cosumer Banking PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Anggoro Eko Cahyo mengatakan, sepanjang tahun ini pihaknya menargetkan KPR tumbuh dua digit.

Menurutnya, pertumbuhan KPR kemungkinan baru terasa mulai kuartal II/2017 mengingat pada Januari – Maret permintaan landai.

Memasuki awal kuartal I/2017 atau tepatnya Januari lalu, Bank Indonesia mencatat KPR tumbuh 8,3% (yoy) menjadi Rp368,4 triliun. Adapun bank berkode emiten BBNI itu tak yakin pertumbuhan KPR sepanjang kuartal pertama belum menyentuh kisaran 7% – 8%.

Kendati demikian, BBNI mengaku tak khawatir. Tren penyaluran KPR yang terjadi setiap tahun lazimnya memang rendah selama kuartal pertama. Geliat baru terasa pada kuartal kedua lantas kuartal ketiga kembali landai dan terdongkrak kembali pada kuartal terakhir.

“Penjualan properti pada kuartal pertama memang biasanya tidak tinggi, penyebabnya macam-macam. Bisa karena masyarakat baru selesai liburan jadi uangnya belum terkumpul lagi,” kata Anggoro, baru-baru ini.

Belum suburnya penyaluran KPR oleh BBNI selama Januari – Maret agaknya lebih disebabkan tren musiman. Perseroan tetap bertahan dengan strategi bisnis yang ada, salah satunya tak mengubah target pasar yakni untuk hunian seharga Rp400 juta ke atas.

BERLOMBA-LOMBA

Meski begitu, perbankan tidak kehabisan akal, di tengah pertumbuhan KPR yang masih lemah bank berlomba-lomba menawarkan bunga ringan bagi para nasabah.

Seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk. yang menawarkan bunga/ujrah kredit kepemilikan rumah (KPR) yang terus menurun selama lima tahun berturut turut.

Tawaran tersedia melalui program KPR XTRA BEBAS “Fixed Menurun” yang mana CIMB Niaga memberikan bunga/ujrah mulai dari 7,15% fixed untuk tahun pertama dan kedua, 6,9% fixed untuk tahun ketiga dan keempat, serta 6,65% fixed untuk tahun kelima.

Untuk tahun setelahnya dikenakan floating dengan bunga/ujrah yang murah, yaitu SBI 12 bulan ditambah 2,75%.

Selain itu, pada momentum ulang tahun BCA, perseroan menawarkan promo bunga tetap 6% selama dua tahun serta bunga 6,88% pada tahun ketiga dan tahun selanjutnya untuk pengajuan KPR dengan tenor minimal 60 bulan. Periode bunga KPR ini akan berakhir pada 28 April 2017.

Seakan tidak mau kalah, Bank Mandiri juga menawarkan bunga 6% tetap pada tahun pertama dan 7%-8% untuk bunga tetap 3 tahun. Saat ini, rata-rata bunga KPR Bank Mandiri ada di level 10,25%.


Distribusi: Financeroll.com

Speak Your Mind

*

*