Korea Utara Lagi-lagi Uji Coba Rudal Balistik; Pasar Asia Tenang

Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek pada hari Senin (29/05) yang mendarat di laut lepas pantai timurnya, demikian pernyataan militer Korea Selatan yang dilansir CNBC.

Peluncuran tersebut segera dilaporkan kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang menelpon sebuah pertemuan Dewan Keamanan Nasional pada pukul 7:30 pagi (2230 GMT Minggu), kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

Rudal tersebut diyakini merupakan rudal balistik kelas Scud dan terbang sekitar 450 km (280 mil), kata Kepala Gabungan dalam sebuah pernyataan. Korea Utara memiliki sejumlah besar rudal Scud, yang awalnya dikembangkan oleh Uni Soviet. Versi modifikasi memiliki jangkauan hingga 1.000 km (620 mil).

Uji coba terakhir Korea Utara sebelunya dengan menembakkan rudal balistik pada 21 Mei di lepas pantai timurnya. Pada hari Minggu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan melakukan uji coba senjata anti-pesawat baru, di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

Pyongyang telah melakukan puluhan tes rudal dan menguji dua bom nuklir sejak awal tahun 2016, yang bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB, mengatakan program ini diperlukan untuk melawan agresi Amerika Serikat.

Pihak Amerika Serikat telah mengatakan bahwa pihaknya sedang membahas dengan China sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang baru dan bahwa Beijing, sekutu diplomatik utama Pyongyang, menyadari bahwa waktu terbatas untuk mengendalikan program senjata Utara melalui negosiasi.

Gedung Putih mengatakan Presiden Donald Trump telah diberitahu tentang peluncuran tersebut. Komando Pasifik A.S. mengatakan bahwa mereka melacak rudal balistik jarak pendek selama enam menit dan menilai hal itu tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Utara.

Jepang menentang peluncuran rudal terbaru Korea Utara yang tampaknya telah mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang dan merupakan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, kata Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe berikrar melakukan tindakan bersama dengan negara-negara lain untuk mencegah provokasi Pyongyang berulang-ulang.

Seperti yang kami sepakati di G7 baru-baru ini, isu Korea Utara adalah prioritas utama bagi masyarakat internasional, “kata Abe kepada wartawan dalam sambutan singkat melalui televisi.” Bekerja dengan Amerika Serikat, kami akan melakukan tindakan spesifik untuk mencegah Korea Utara. “

Dalam sebuah wawancara pada hari Minggu dengan “Face the Nation” CBS, Menteri Pertahanan James Mattis memperingatkan bahwa sebuah konflik dengan Korea Utara “mungkin adalah jenis pertempuran terburuk dalam kehidupan kebanyakan orang,” dan bisa menjadi “bencana besar” jika tidak diselesaikan.

Sebuah laporan di Voice of America mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa A.S. telah memerintahkan pasukan penyerang kapal induk ketiga ke wilayah tersebut, sebagai peringatan kepada Kim untuk mundur. USS Carl Vinson dan USS Ronald Reagan sudah ditempatkan di Samudra Pasifik.

Namun uji coba rudal balistik jarak pendek Korea Utara ini nampaknya diabaikan pasar Asia. Pada awal perdagangan pasar Asia memang sempat bergerak flat, namun setelah itu pasar tampaknya bergerak positif.

Uji coba rudal yang ke sekian kalinya tampak hanya sebuah uji kemampuan Pyongyang bahwa mereka memiliki senjata andalan, dan pihak Korea Utara selalu menyatakan bahwa upaya uji coba tersebut hanya menjaga diri terhadap ancaman musuh.

Peringatan Dewan Keamanan PBB pun diabaikan Korea Utara, dan hal ini akan membuat negara-negara sekitar Semenanjung Korea seperti Korea Selatan dan Jepang, juga Dewan Keamanan PBB dan pastinya Amerika Serikat akan bertindak menyelesaikan konflik yang berlarut ini.

Doni/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center 
Editor: Asido Situmorang


Distribusi: Vibiznews

Speak Your Mind

*

*